Sukses

Wall Street Menguat Jelang Rilis Data Pekerjaan AS

Bank sentral Eropa mengisyaratkan stimulus tambahan memberikan sentimen positif ke bursa saham Amerika Serikat.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat tipis menjelang rilis data tenaga kerja. Investor mengantisipasi hal itu untuk mencari sinyal keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS)/The Federal Reserve kapan menaikkan suku bunga, dan juga mempertimbangan gejolak di bursa saham.

Indeks saham Dow Jones menguat 0,14 persen ke level 16.374,76. Diikuti indeks saham S&P 500 mendaki 0,12 persen ke level 1.951,13. Sementara itu, indeks saham Nasdaq naik 0,35 persen turun 0,35 persen ke level 4.733,50.

Sementara itu, indeks volatilitas CBOE atau VIX yang dikenal sebagai indeks mengukur kecemasan investor melemah 2,11 persen menjadi 25,54. Indeks ini telah melonjak setinggi 53,29 pada awal pekan lalu.

Indeks saham utama AS sempat naik 1 persen, akan tetapi cenderung bergerak ke zona merah seiring kekhawatiran pelaku pasar terhadap ekonomi China. Indeks saham utam AS mencatatkan kenaikan dua hari berturut-turut setelah lebih dari dua minggu tertekan seiring gejplak dari pasar saham China.

"Setelah indeks saham jatuh pada pekan lalu kini gerakan indeks saham masih volatile. Kita akan melihat pergerakan indeks saham besok pada rilis data tenaga kerja," ujar Mark Luschini, Kepala Riset Janney Montgomery Scott, seperti dikutip dari laman Reuters, Jumat (4/9/2015).

Sentimen lainnya yang mempengaruhi bursa saham yaitu pimpinan bank sentral Eropa Mario Draghi mengisyaratkan langkah-langkah stimulus tambahan untuk zona Euro. Ini membantu mengangkat Wall Street.

Pernyataannya tersebut muncul sehari menjelang data gaji bulanan non pertanian bulanan yang diharapkan bertambah menjadi 220 ribu pada Agustus 2015 dari posisi Juli 2015 di kisaran 215 ribu.

Kombinasi dari pemulihan data tenaga kerja AS dan kekhawatiran ekonomi China telah mempengaruhi bank sentral AS/The Fed  untuk menaikkan suku bunga. Pelaku pasar pun fokus terhadap pertemuan bank sentral AS pada 16-17 September 2015 yang diperkirakan menaikkan suku bunga untuk pertama kali sejak 2006.

Suku bunga rendah telah mendorong bursa saham reli sejak krisis keuangan. Akan tetapi bursa saham mendapatkan guncangan dalam dua pekan terakhir dipicu perlambatan pertumbuhan ekonomi di China.

Ada pun kenaikan indeks saham pada Kamis pekan ini ditopang dari kenaikan delapan sektor saham. Indeks saham telekomunikasi naik 0,77 persen, dan memimpin kenaikan sektor saham.

Saham Apple menjadi hambatan terbesar di indeks saham S&P 500 dengan turun 1,75 persen. Sementara saham Exxon Mobil menguat 0,76 persen sehingga mendorong indeks saham lebih tinggi.Sedangkan saham Joy Global, produsen peralatan tambang melemah 14,6 persen setelah memangkas proyek kinerja dan melaporkan penurunan laba kuartalan.

Diikuti saham Caterpillar melemah 2,1 persen, dan menjadi penghambat terbesar di indeks saham Dow Jones.Volume perdagangan saham pun tercatat 7,1 miliar saham yang diperdagangkan di bursa saham AS. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata bulanan sekitar 8,5 miliar saham. (Ahm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini