Sukses

Dibayangi Suku Bunga, Rupiah Nyaris Sentuh 14.200 per Dolar AS

Harapan kenaikan suku bunga Amerika Serikat membayangi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih tertekan seiring harapan kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) di tengah fundamental ekonomi dalam negeri yang rapuh.

Mengutip Bloomberg, Jumat (4/9/2015), nilai tukar rupiah sempat menyentuh titik terendah baru sepanjang 17 tahun terakhir di level 14.194 pada pukul 08.15 WIB. Hingga kembali terapresiasi ke kisaran level 14.188 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pukul 10.00 WIB. Akan tetapi, rupiah melemah hingga sentuh 14.192 per dolar AS pada pukul 11.30 waktu Jakarta. Pergerakan rupiah terhadap dolar AS sekitar 14.171-14.195.

Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah kembali melemah  0,12 persen menjadi 14.178 per dolar AS dari perdagangan sebelumnya yang berada di level 14.160 per dolar AS.

A.G pahlevi Head of Research Archipelago Asset Management mengatakan tekanan rupiah dikarenakan rencana kenaikan suku bunga AS. Tekanan negatif ditambah dari fundamental ekonomi Indonesia yang rapuh.

"Saat ini tidak ada faktor positif untuk meraih investor asing, kerena fundamental yang rapuh, dan pemerintah yang kurang menjaga keharmonisan," kata A.G pahlevi Head of Research Archipelago Asset Management, saat dihubungi Liputan6.com, Jumat pekan ini.

Pahlevi juga mengatakan, penguatan rupiah dapat terjadi jika pemerintah harus membuat kebijakan yang out of the box supaya invenstor asing percaya dan mau berinvestasi di Indonesia.

Sementara itu, Analis PT Bank Saudara Tbk Rully Nova mengatakan pelaku pasar menanti kenaikan suku bunga AS. Apalagi data ekonomi AS cenderung variasi mulai dari data tenaga kerja membaik sementara indeks manufaktur melemah. Ia menambahkan, pelaku pasar menantikan stimulus paket kebijakan ekonomi yang akan diumumkan pada awal pekan depan. Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) sedang menggodok paket kebijakan sebagai stimulus dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. (Ilh/Ahm)

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini