Sukses

Tambah Penyaluran Raskin, Bulog Butuh 4.600 Ton Beras

Kebutuhan beras yang digelontorkan untuk sekali penyaluran sebanyak 2.300 ton untuk lebih dari 15 juta Rumah Tangga Sasaran.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) berencana menambah jumlah waktu penyaluran beras miskin atau raskin selama dua bulan. Penambahan tersebut merupakan salah satu poin dari paket kebijakan yang bakal dirilis dalam rangka penguatan ekonomi nasional.

Direktur Pelayanan Publik Perum Bulog, Wahyu Suparyono menjelaskan, pemerintah akan memberikan tambahan distribusi raskin ke-13 dan ke-14 akibat musim kekeringan. Hal ini dilakukan untuk menjaga inflasi yang diproyeksi 4 plus minus 1 persen sampai akhir tahun ini.

"Memang ada penambahan raskin, tapi itu ada prosesnya. Jadi kami posisinya menunggu perintah atau ada Surat Perintah Alokasi (SPA) dari gubernur untuk mengeluarkan raskin tambahan," tegas dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Minggu (6/9/2015).

Wahyu kemudian menjelaskan prosedur penambahan raskin dua bulan tersebut. Pertama, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan mengirimkan surat ke Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK). Kedua, dari Kementerian PMK akan melayangkan surat ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Sambungnya, jika ada anggaran penambahan raskin di Kementerian Keuangan dan ada persetujuan dari Kementerian PMK, proses ketiga adalah mengajukan surat ke seluruh Gubernur di Indonesia. Gubernur melalui Kabupaten atau Kota mengajukan SPA ke Bulog, dan terakhir, Bulog baru akan mengeluarkan beras sesuai kebutuhan tambahan.

"Jadi kunci kebijakan ada di pemerintah. Bulog tidak akan mengeluarkan beras jika tidak ada SPA karena kami harus menjaga stok beras nasional. Tapi sampai saat ini kami belum menerima SPA," kata Wahyu.

Dia mengaku, kebutuhan beras yang digelontorkan untuk sekali penyaluran sebanyak 2.300 ton untuk lebih dari 15 juta Rumah Tangga Sasaran (RTS). Dengan demikian, lanjutnya, jika penambahan raskin dua bulan, maka raskin yang dikeluarkan sebanyak 4.600 ton.

"Stok beras per hari ini cukup untuk lima bulan ke depan," ujarnya tanpa bersedia menyebut posisi stok beras nasional di gudang Bulog.

Wahyu mengungkapkan, Bulog dan TNI bekerja keras menyerap panen beras petani sebanyak-banyaknya. Sekarang ini, dia bilang sedang berada di Semarang untuk membeli beras petani dengan penyerapan 500 ribu ton untuk wilayah Jawa Tengah.

"Kami all out untuk menyerap beras petani karena masa panen sampai akhir September harus benar-benar dikejar. Mudah-mudahan bisa serap beras setinggi-tingginya demi saudara-saudara kita yang miskin," papar dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengungkapkan satu dari empat paket kebijakan itu mengangkut fiskal dan keuangan yang terdiri dari enam sampai tujuh poin kebijakan. Diantaranya penyaluran raskin. "Ada kebijakan masalah raskin. Nanti akan ada tambahan penyaluran raskin ke-13 dan ke-14," ujar dia.

Kata Darmin, selain penyaluran di bulan-bulan biasanya sebanyak 12 bulan, distribusi raskin ke rakyat kurang mampu bakal ditambah dua bulan. Tambahan raskin tersebut akan disalurkan padaSeptember dan November atau Desember saat musim paceklik tiba.

"Yang pasti kebijakan dua bulan tambahan penyaluran raskin ini muncul karena melihat kekeringan yang semakin berat. Jadi situasi atau tekanannya akan lebih berat," kata Darmin. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini