Sukses

Donald Trump Selalu Jadi Orang Kaya Walau Bisnisnya Tak Sukses

Trump akan tetap jadi seorang miliarder meskipun dia tak pernah sukses di bisnis real estate.

Liputan6.com, New York - Sebuah analisis terbaru mengungkapkan miliarder dunia, Donald Trump ternyata bukanlah orang kaya karena otaknya. Trump menjadi miliarder karena warisan.

Seperti dikutip dari VOX, Senin (7/9/2015), analisis itu menyebutkan, Trump akan tetap jadi seorang miliarder meskipun dia tak pernah sukses di bisnis real estate. Warisan dari ayahnyalah yang membuatnya menjadi seperti ini.

Dalam Jurnal Nasional, reporter S.v, Date mencatat  pada 1974, kerajaan bisnis real estate milik ayah Trump senilai US$ 200 juta. Trump sendiri adalah anak pertama dari 5 bersaudara, yang saat itu punya porsi warisan senilai US$ 40 juta.

Jika seseorang menginvestasikan uang senilai US$ 40 juta di S&P 500 pada Agustus 1974, menginvestasikan kembali dividennya, kemudian tidak menarik tunai dana tersebut, lalu tak harus membayar capital gain, tidak membayar biaya investasi, maka di Agustus 2015 dia akan punya US$ 3,4 miliar. Itu menurut penghitungan kalkulator S&P.

Cukup sulit untuk mengetahui berapa kekayaan Trump secara pasti, tapi Bloomberg mencatat kekayaannya US$ 2,9 miliar. Sementara Forbes menyebut US$ 4 miliar.

Kalau membandingkan kinerja Trump di 1982, saat pasar saham sedang lepas landas di awal resesi 1980-an, cukup mencengangkan. Forbes memperkirakan kekayaan Trump mencapai US$ 200 juta tahun itu.

Jika dia menyimpan uangnya untuk investasi dengan biaya 0,15 persen, sekarang dia bakal punya US$ 6,3 miliar setelah dipotong pajak dividen. Lebih dari apa yang dia punya sekarang.

Penghitungan ini bisa bervariasi. Tapi intinya bukan angka tersebut, intinya adalah setelah bertahun-tahun dia menempatkan investasi di waktu dan tempat yang tepat, kemampuan dia untuk bernegosiasi dan menghabiskan masa kampanyenya untuk menyebut dia pantas jadi pemimpin karena keahliannya di pasar, Trump tetap punya rekam jejak di pasar seperti investor lain pada umumnya.

Di pernah mencapai level terbaik, dan juga pernah menunjukkan kinerja buruk. Tapi lagi-lagi, itu tidak begitu impresif karena analisa tersebut mengatakan bahwa hal itu hampir seluruhnya adalah karena warisan sang ayah. (Zulfi Suhendra/Ndw)

Reporter: Zulfi Suhendra

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.