Sukses

Program KUR Jadi Prioritas Pemerintah pada 2016

Program kredit usaha rakyat (KUR) juga sejalan dengan keinginan pemerintah dorong keuangan inklusif.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan menjadikan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai salah satu program prioritas pada tahun depan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, KUR selama ini dinilai signifikan untuk mendorong pembiayaan pelaku usaha sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). "KUR akan menjadi program yang besar, dan akan melibatkan koordinasi strategis dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan,"ujar Darmin di Gedung DPR, Jakarta, Senin (7/9/2015)

Menurut Darmin, program KUR juga sejalan dengan keinginan pemerintah mendorong keuangan inklusif. Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi aliran dana asing dalam pasar keuangan domestik.

Lantaran, selama ini ketergantungan terhadap aliran dana asing juga dinilai membuat Indonesia rentan dengan imbas negatif dari krisis ekonomi global.

"Persoalan Indonesia adalah rentan dengan gejolak ekonomi dunia. Itu hulunya adalah karena kita terus mengundang dana asing masuk. Makanya kita bisa mengundang dana masyarakat. Kalau penanaman modal, sudah pasti kita perlu investor asing. Tapi apakah perlu sebanyak itu (peranan asing) dalam membeli saham?," ujar Darmin.

Seperti diketahui, aliran dana investor asing masuk ke pasar modal Indonesia sempat tembus Rp 42,59 triliun pada 2014. Akan tetapi, aliran dana investor asing di pasar modal cenderung susut bahkan minus. Dana investor asing sudah keluar dari pasar modal Indonesia mencapai Rp 7,5 triliun sepanjang 2015.

Sebelumnya juga pemerintah telah menetapkan akan menyediakan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 30 triliun untuk menggenjot kinerja sektor riil. Dana itu akan dibagi pada empat bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dana tersebut akan dialokasikan untuk kredit mikro sebesar Rp 20 triliun, ritel sebesar Rp 9 triliun, dan tenaga kerja Indonesia sebesar Rp 1 triliun. (Dny/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini