Sukses

Dua BUMN Ini Sinergi Bisnis Aspal Hybrid

Selama ini Indonesia masih mengimpor aspal karena produksi dalam negeri belum mencukupi kebutuhan.

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk bekerjasama dalam mengembangkan bisnis aspal hybrid dengan kualitas tinggi. Dua BUMN itu bersinergi untuk memanfaatkan momen pembangunan infrastruktur nasional.

Sinergi tersebut tertuang dalam nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) yang dilakukan oleh Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi dan Direktur Utama WIKA Bintang Perbowo.

Racmad Hardadi mengatakan, dengan kerjasama ini, Pertamina selaku produsen aspal terbesar di Indonesia dan WIKA sebagai pelaku bisnis konstruksi terkemuka dapat saling memperkuat bisnis masing-masing perusahaan dan sekaligus mendukung pengembangan infrastruktur nasional.

“Sinergi antara Pertamina dan [WIKA]( 2303495 "") untuk pengembangan bisnis aspal sangat strategis, terutama bagi upaya pemenuhan kebutuhan aspal di dalam negeri," kata Rachmad, di Jakarta, Rabu (10/9/2015).

Menurut Rachmad, kebutuhan aspal di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang memerlukan dukungan infrastruktur, seperti pembangunan jalan umum, jalan tol, bandara, dan infrastruktur lainnya.

Dari kebutuhan aspal sekitar 1,2 juta ton per tahun, Pertamina kini memproduksi aspal sebanyak 300 ribu ton per tahun yang berasal dari fasilitas pengolahan minyak mentah ( Refinery Unit/RU) IV Cilacap, dan selebihnya diperoleh dari impor baik oleh Pertamina maupun badan usaha lainnya.

Bintang Perbowo menambahkan, dengan kerjasama ini, kapasitas produksi aspal Pertamina akan meningkat menjadi 600 ribu ton per tahun, dengan tambahan potensi aspal alam dari WIKA sebanyak 300 ribu ton per tahun sehingga kapasitas produksi total aspal menjadi 900 ribu ton per tahun dengan grade yang tinggi.

Kapasitas tersebut setara dengan 75 persen kebutuhan aspal nasional. Dengan demikian impor akan berkurang secara signifikan, juga dapat menghemat devisa negara serta menimbulkan multiplier efek terhadap perekonomian nasional.

“Kami memiliki potensi pengolahan aspal alam di Pulau Buton. Kami optimistis dengan kerjasama strategis antara Pertamina dan WIKA untuk pengembangan aspal hybrid ini potensi tersebut akan dapat tergarap secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk proyek-proyek infrastruktur nasional yang ditangani oleh WIKA,” pungkasnya. (Pew/Zulfi Suhendra)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini