Sukses

Listrik Indonesia Lebih Murah dari Beberapa Negara Ini

Di Indonesia, sebagian pembangkit saat ini masih menggunakan bahan bakar solar.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia, rasio elektrifikasi Indonesia masih cukup rendah. Masih banyak daerah-daerah di pelosok atau perbatasan yang belum teraliri listrik. Namun, belum adanya aliran listrik di perbatasan tersebut bukan karena harga listrik yang mahal melainkan lebih kepada infrastruktur yang belum memadai. 

Jika dibandingkan dengan beberapa negara lain, sebenarnya harga listrik di Indonesia tergolong murah. "Kalau dibandingkan Filipina di sana itu harga sekitar Rp 2.500 per Kwh untuk kalangan rumah tangga, kalau di Indonesia itu kan sekitar Rp 1.300 per Kwh. Sementara di Singapura itu sekitar Rp 2.000 per Kwh. Jadi Indonesia relatif murah," kata Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (9/9/2015).

Dijelaskannya harga listrik di beberapa negara ditentukan dengan seberapa efektif negera tersebut‎ dalam membangun dan memanfaatkan pembangkit listrik. Hal yang paling penting adalah sumber pembangkit tersebut.

Dicontohkannya, kalau di Indonesia sebagian pembangkit saat ini masih menggunakan bahan bakar solar, ini yang seharusnya bisa dikonversi pemerintah sehingga nantinya harga listrik bisa lebih murah lagi.

"Misal bandingkan Indonesia dengan Brazil, kita jelas kalah murah dengan mereka, karena mereka mayoritas sumber pembangkitnya dari tenaga air, jadi murah sekali," terangnya.

Tidak hanya itu, ditegaskan Fabby hal lain yang mempengaruhi harga listrik adalah kebijakan pemerintah. Besarnya biaya listrik namun kalau pemerintah memberikan subsidi maka harga juga akan lebih murah.

Terakhir, dia mengatakan kebijakan listrik di Indonesia‎ saat ini sudah cukup bagus, hanya saja yang perlu didorong adalah kemudahan dalam berinvestasi pembangkit dan tetap memeprtahankan sistem listrik pintar yang sudah dijalankan oleh PT PLN (Persero). (Yas/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini