Sukses

To 5 Bisnis: Pulau yang Tak Laku Dijual

Berikut lima artikel paling populer di kanal bisnis Liputan6.com edisi Rabu, 9 September 2015:

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah pulau di Teluk San Fransisco, Amerika Serikat dijual murah. Sudah lama ditawarkan, pulau ini tak laku meski harganya sudah didiskon besar-besaran.

Red Rock Island, nama pulau itu adalah pulau bebatuan seluas 6 hektare, tak berpenghuni yang lokasinya di antara San Quentin dan Point Richmond, California. Sudah dipasarkan sejak 2012, pulau tersebut awalnya dibanderol US$ 22 juta, lalu anjlok menjadi US$ 10 juta.

Kisah penjualan pulau yang tak laku-laku tersebut menarik perhatian pembaca. Selain itu masih ada beberapa berita lain yang juga layak untuk disimak.

Lengkapnya, berikut lima artikel paling populer di kanal bisnis Liputan6.com edisi Rabu, 9 September 2015:

1. Sudah Didiskon Besar-besaran, Pulau Ini Tak Juga Laku Terjual

Red Rock Island, pulau bebatuan seluas 6 hektare, tak berpenghuni yang lokasinya di antara San Quentin dan Point Richmond, California, sudah dipasarkan sejak 2012.

Pulau tersebut awalnya dibanderol US$ 22 juta, lalu anjlok menjadi US$ 10 juta dan karena tak juga laku, pulau itu kembali turun harga menjadi US$ 5 juta atau sekitar Rp 6,5 miliar.

Berdasarkan informasi yang penjualan, pulau yang masih perawan dan belum berkembang ini memiliki potensi yang besar untuk pariwisata, pelestarian alam, situs ekstraksi mineral atau hanya sebagai aset properti yang unik saja.

2. 3 Jurus Jokowi Atasi Masalah Ekonomi

Di tengah melemahnya ekonomi dunia dan nasional, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan paket kebijakan ekonomi. Paket ini diharapkan dapat menggerakkan ekonomi nasional ke arah lebih baik.

"‎Pemerintah melanjutkan dengan berbagai upaya untuk menggerakkan ekonomi nasional. Untuk itu hari ini pemerintah meluncurkan paket kebijakan ekonomi tahap pertama, September 2015 yang terdiri dari tiga langkah," kata Jokowi, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (9/9/2015).

3. Ini Risiko Jika Meteran Listrik Kembali ke Sistem Pasca Bayar

PT PLN (Persero) memastikan bahwa jika sistem perhitungan pemakaian listrik di meteran listrik pasca bayar diterapkan kembali maka akan menimbulkan risiko bagi perusahaan dan juga pelanggan. Apa saja risiko tersebut?

Direktur Utama PLN, Sofyan Basyir mengungkapkan, risiko yang dihadapi PLN jika sistem meteran listrik pasca bayar tersebut diterapkan kembali adalah ketidak efisienan dalam pencatatan tenaga listrik yang telah digunakan pelanggan.

"Bagaimana misalkan 56 juta penduduk harus satu persatu kami datangi. Bagaimana mencatat meter, ulang lagi, baru masukan data ke PLN," kata Sofyan, seperti yang dikutip di Jakarta, Rabu (9/9/2015).

4. Keuntungan Turun, Bos BCA Curhat ke Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka pameran perbankan Indonesia (Indonesia Bank Expo/IBEX) 2015 pada Rabu (9/9/2015). Dalam kesempatan ini, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengajak para bankir untuk saling bertukar pikiran soal kondisi perbankan di tengah turbulensi perekonomian nasional.

Saat sambutan di ruang Cenderawasih Room 3, Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Jokowi memberondong para direktur utama (Dirut) dan jajaran direksi perbankan swasta maupun Bank Usaha Milik Negara (BUMN) seputar kondisi perbankan saat ini. Jokowi meminta agar bankir-bankir ini menjelaskan secara jujur tentang situasi dan keadaan di perbankan.

5. Menteri Susi Minta Gaji Pegawai KKP Naik 10 Kali Lipat

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta gaji pegawai di instansinya meningkat 10 kali lipat. Permintaan tersebut muncul karena Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah berhasil meningkatkan penerimaan negara dari sektor perikanan.

Susi yang dikritik anggota Badan Anggaran DPR RI tentang lebih kecilnya Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNPB) sektor perikanan dibanding tahun lalu yang tercatat Rp 277 miliar mengatakan, meski PNBP sektor perikanan menurun namun pencapaian yang dilakukan instansinya sangat baik. (Gdn/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini