Sukses

Paket Kebijakan Ekonomi Tahan Pelemahan IHSG

Bursa saham global dan regional tertekan telah menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke zona merah pada Kamis pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Paket kebijakan ekonomi tahap I yang telah diumumkan kemarin dinilai mampu menahan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pertama Kamis pekan ini. Bursa saham Asia cenderung tertekan yang telah menyeret IHSG ke zona merah.

Pada pukul 11.19 WIB, IHSG melemah 17,77 poin (0,41 persen) ke level 4.329. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,54 persen ke level 728,13. Seluruh indeks saham acuan cenderung tertekan pada sesi pertama perdagangan saham Kamis pekan ini.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan bursa saham regional cenderung melemah telah memicu IHSG ke zona merah. Akan tetapi, paket kebijakan ekonomi yang diumumkan oleh pemerintah mampu menahan koreksi IHSG.

"Bursa saham Asia mengalami koreksi semua. Ini cukup tinggi. Indeks saham Hang Seng saja melemah 2,5 persen, indeks saham Singapura turun 1,4 persen. Kondisi itu tidak bagus untuk IHSG," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (10/9/2015).

Bursa saham Asia cenderung melemah pada hari ini. Indeks saham Jepang Nikkei turun 3,16 persen ke level 18.177,02. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 2,15 persen ke level 21.654. Sedangkan indeks saham Singapura tergelincir 1,44 persen ke level 2.886,08.

Satrio menilai paket kebijakan ekonomi yang telah diumumkan pemerintah memberikan pengaruh positif untuk jangka panjang ekonomi Indonesia. Hal itu memberikan kepercayaan kepada pelaku pasar kalau pemerintah serius membenahi ekonomi Indonesia. "Kalau jangka pendek memang belum ada terlihat jelas namun Indonesia sudah memiliki pegangan untuk jangka panjang," tegas Satrio.

Sementara itu, dalam riset PT KDB Daewoo Indonesia menyebutkan IHSG memang bergerak di zona negatif pada Kamis pekan ini. Hal itu ikuti pelemahan indeks saham regional dan bursa global.

Terkait paket kebijakan ekonomi tahap I dan deregulasi yang diluncurkan pemerintah kemarin, hal itu dinilai tidak akan menjadi katalis kuat bagi IHSG karena efektifitas realisasi tertunda.

Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan kalau pihaknya menyambut paket stimulus yang diumumkan pemerintah. Paket kebijakan itu dinilai kalau pemerintah fokus meringankan beban masyarakat berpenghasilan rendah. "Kami ingin melihat kebijakan yang lebih agresif untuk memperkuat arus modal dan untuk mencegah aliran dana asing keluar dari Indonesia," tulis riset PT Sinarmas Sekuritas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Paket Kebijakan Pemerintah Tahap I

Ada pun isi paket kebijakan ekonomi pemerintah tahap I antara lain:

1. Mendorong daya saing industri nasional melalui deregulasi, debirokratisasi, serta penegakan hukum dan kepastian usaha.
a. Merombak 89 peraturan dari 154 peraturan yang masuk.
b. Menggodok 17 rancangan aturan pemerintah (RPP), 11 rancangan peraturan presiden (Perpres), 2 rancangan instruksi presiden (Inpres), 63 rancangan peraturan menteri (Permen), dan lima aturan lain.
c. Melakukan penyederhanaan izin, memperbaiki prosedur kerja perizinan, memperkuat sinergi, peningkatan kualitas pelayanan, dan menggunakan pelayanan berbasis elektronik.

2. Mempercepat proyek strategis nasional dengan menghilangkan berbagai hambatan, sumbatan dalam pelaksanaan dan penyelesaian proyek strategis nasional.

3. Meningkatkan investasi di sektor properti. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mendorong pembangunan perumahan, terutama masyarakat berpenghasilan rendah dan membuka peluang investasi di sektor properti.

Ekonom PT Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra menuturkan keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan deregulasi dalam skala besar memberikan sinyal kuat kalau pemerintah serius meningkatkan iklim investasi. Rencana pemerintah untuk meluaskan peluang investasi pada sektor juga menjadi salah satu contohnya.

Pada saat bersamaan, paket kebijakan itu memberikan sinyal pemerintah berkomitmen melindungi daya beli dari konsumen berpenghasilan rendah. Salah satu dengan mempercepat pencairan dana desa.

Meski demikian, paket tersebut tetap membutuh waktu untuk menjadi sukses. Meski menciptakan angin positif, ada beberapa paket seperti mempercepat pengadaan dan proses pembebasan lahan bukan hal baru, dan sudah masuk dalam program pemerintah.

Karena itu detil lanjutan dari paket kebijakan ekonomi menjadi penting untuk membedakannya dari kebijakan pemerintah sebelumnya. (Ahm/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini