Sukses

Harga Minyak AS Naik 4%

Perhatian investor lebih terkonsentrasi kepada kenaikan permintaan minyak olahan dibanding kenaikan persediaan minyak mentah.

Liputan6.com, New York - Harga minyak kembali menguat pada perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). Pendorong penguatan harga minyak adalah peningkatan permintaan minyak olahan (bensin) di AMerika Serikat (AS) yang mampu mengalahkan sentimen kenaikan pasokan minyak mentah.

Mengutip CNBC, Jumat (11/9/2015), harga minyak mentah berjangka di AS ditutup naik US$ 1,77 atau 4 persen ke level US$ 45,92 per barel. Sedangkan harga minyak mentah Brent, yang menjadi patokan harga global, naik US$ 1,20 atau sekitar 2,5 persen ke level US$ 49,70 per barel.

Data yang dikeluarkan oleh Departemen Energi Amerika Serikat (U.S. Energy Information Administration) menunjukkan bahwa permintaan akan bensin selama periode empat pekan terakhir naik hampir 4 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sedangkan persediaan bensin hanya mengalami kenaikan sekitar separuh dari tingkat yang diperkirakan pada pekan lalu.

Perhatian investor lebih terkonsentrasi kepada kenaikan permintaan minyak olahan tersebut. Padahal data lain yang disebutkan oleh Departemen Energi AS adalah adanya kenaikan stok minyak mentah hampir 2,6 juta barel pada pekan lalu.

Nilai kenaikan persediaan minyak mentah tersebut lebih dari dua kali lipat jika dibandingkan dengan perkiraan para analis. Dalam survei yang dilakukan oleh Reuters, sebagian besar analis memperkirakan kenaikan jumlah pasokan minyak mentah hanya ada di kisaran 933 ribu barel.

"Permintaan akan minyak olahan tetap kuat sehingga pelaku pasar mencoba mengambil kesempatan di situ," jelas Analis Caprock Risk Management, Frederick, Maryland, AS, Chris Jarvis.

Di perdagangan Asia, harga minyak turun setelah ekonomi China belum memperlihatkan pertumbuhan yang baik. Otoritas China mengumumkan bahwa indeks harga produsen turun mendekati level 6 persen untuk Agustus kemarin. Artinya, telah terjadi penurunan indeks harga produsen selama 42 kali berturut-turut. Penurunan pada Agustus kemarin merupakan penurunan terbesar sejak akhir 2009.

Penjualan mobil di China juga turun 3 persen pada Agustus kemarin jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan mobil di China hanya 1,7 juta kendaraan pada Agustus kemarin. (Gdn/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini