Sukses

Dari Ban Hingga Kantong Plastik, Produk RI Laris Manis di Turki

Dalam pameran tersebut, produk unggulan Indonesia berhasil meraup transaksi jutaan dolar.

Liputan6.com, Jakarta Produk-produk buatan Indonesia turut ambil bagian pada ajang Izmir International Fair (IIF) 2015 di Turki. Dalam pameran tersebut, produk unggulan Indonesia berhasil meraup transaksi jutaan dolar.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak mengatakan, produk-produk Indonesia ini banyak dipesan selama ajang pameran tersebut berlangsung. Produk-produk tersebut antara lain kertas dipesan sebanyak dua kontainer per bulan, bernilai US$ 1 juta-US$ 1,5 juta per bulan.

Kemudian, produk tekstil senilai US$ 35 ribu-US$ 50 ribu per bulan, produk minyak esensial sebanyak 1 barel per bulan, produk kantong plastik direduksi senilai US$ 262,5 ribu per bulan, serta produk makanan olahan sebanyak dua kontainer setara dengan US$ 5 juta. Selain itu, produk ban mobil mendapatkan kontrak 200 ribu unit per tahun untuk memenuhi kebutuhan konsumen Turki.

"Ini kabar baik di tengah lesunya perekonomian global," ujar Nuz dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (11/9/2015).

Menurut dia, pencapaian dalam pameran di Izmir ini sekaligus melengkapi surplus perdagangan Indonesia dengan Turki. Total perdagangan Indonesia-Turki pada 2014 mencapai US$ 2,47 miliar, sedangkan pada periode Januari-Juni 2015 mencapai US$ 734 juta.

Dalam periode 2010-2014, total perdagangan kedua negara mengalami pertumbuhan 16,56 persen per tahun. Dari sisi neraca perdagangan, Indonesia selalu mencatatkan surplus dengan Turki. Pada semester I tahun ini, Indonesia mencapai surplus sebesar US$ 487 juta.

Sementara ekspor Indonesia ke Turki pada semester I tahun ini mencapai US$ 611 juta yang didominasi oleh serat stafel buatan (HS 55) dengan pangsa 26,9 persen, filamen buatan (HS 54) 19,6 persen, karet dan barang dari karet (HS 40) 9,7 persen, lemak dan minyak hewan (HS 15) 6,99 persen, dan bahan bakar mineral (HS 27) 3,3 persen.

Sedangkan impor produk dari Turki pada semester I tahun ini senilai US$ 124 juta dengan produk yang didominasi oleh tembakau (HS 24) dengan pangsa 17,6 persen, mesin-mesin (HS 84) 17,3 persen, bahan kimia anorganik (HS 28) 7,7 persen, garam (HS 25) 7,3 persen, dan peralatan listrik (HS 85) 6,3 persen.

Selain meningkatkan suplus perdagangan, ajang pameran ini akan dimanfaatkan oleh Indonesia untuk mengejar target nilai perdagangan Indonesia-Turki US$ 10 miliar hingga 2019 seperti yang diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Oleh sebab itu, Kemendag bersama KBRI Ankara akan memanfaatkan kegiatan ini untuk melakukan penjajakan kerja sama dan menjalin jejaring bisnis untuk mempromosikan produk-produk ekspor Indonesia.

"Sesuai amanat Bapak Presiden, saat kunjungan Presiden Erdogan ke Indonesia pada Agustus lalu, Presiden Jokowi menargetkan peningkatan nilai perdagangan kedua negara sebesar US$ 10 miliar hingga 2019. Untuk itu, kita semua bekerja keras dan terus menciptakan inovasi," tandasnya. (Dny/Zul).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini