Sukses

Rizal Ramli: Beda Pendapat Bikin Gangguan Itu Ngawur

Menko Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli menilai bila ada orang tidak suka dengan berbagai komentarnya maka orang itu punya kepentingan pribadi

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli terus mengundang perhatian dengan berbagai komentar yang diakui itu demi masa depan bangsa yang lebih baik dan mandiri.

Tak jarang, ada beberapa pengamat bahkan para pejabat pemerintah lainnya menganggap Rizal sebagai sumber kegaduhan dan mempengaruhi daya tarik investasi asing ke Indonesia.
Kritikan Rizal juga dianggap kurang etis mengingat seharusnya komentar-komentar yang dikeluarkan dibicarakan secara internal dengan pihak yang terkait, bukan melalui media massa.

Menanggapi hal itu, Rizal Ramli berpendapat orang yang menganggap dirinya sumber kegaduhan adalah orang-orang yang memiliki pola pemikiran belum maju dan lebih ke arah Orde Baru.

"Ada orang-orang yang polanya masih orde baru, beda pendapat itu bikin gangguan, bikin investor takut katanya, itu ngawur dan norak," kata Rizal di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Jumat (11/9/2015).

Rizal menuturkan, investor justru gembira jika melihat apa yang dilakukan Rizal. Itu lebih dikarenakan menurut Rizal apa yang dilakukan adalah benar dan demi memberantas praktik korupsi yang merajalela di Indonesia. ‎Bahkan Rizal menganggap orang-orang yang tidak suka dengan berbagai aksinya tersebut adalah orang-orang yang memiliki kepentingan-kepentingan pribadi ataupun kelompok.

"Tapi tokoh-tokoh yang otoriter anggap ini gangguan. Gangguan terhadap kepentingan mereka, kalau tidak punya kepentingan tidak masalah, rakyat banyak seneng banget sama langkah saya‎," ujar Rizal.

Rizal menegaskan, apa yang dilontarkannya di publik tersebut sudah berkoordinasi dengan Presiden RI Joko Widodo baik secara face to face atau saat rapat kabinet di Istana Kepresidenan.

Sebelumnya Rizal Ramli kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial yang menyebut akan menurunkan target pembangunan listrik dari 35 ribu megawatt (MW) menjadi 16 ribu MW. Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofyan Wanandi menyampaikan pernyataan tersebut membuat bingung para investor.

"Akhirnya investor bingung di luar, mau investasi ke Indonesia nanti mau yang mana yang dipegang," kata Sofyan.

Menurut Sofyan, Presiden Jokowi perlu menertibkan Rizal Ramli atas pernyataannya tersebut.‎ Ia melanjutkan pernyataan itu menurunkan kewibawaan presiden.

"Kalau menterinya saja bisa mengubah kebijakan Presiden, nanti di mana lagi kewibawaan presiden," tutur dia.

"Presiden harus tertibkan yang begitu-begitu tidak bisa ditoleransi," tambah Sofyan.

Mantan Ketua Kadin itu menyampaikan agar investor tidak bingung maka pemerintahan perlu satu kebijakan dan satu suara. Sebagai pembantu, menteri perlu mematuhi perintah atasannya, yaitu presiden.

"Kalau mau membaik negara ini harus ada one policies and one voices, satu suara dan satu kebijakan satu komando, tidak bisa bicara seenaknya, memangnya ini negara apa, banana republic memang," ujar dia.‎  (Yas/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.