Sukses

Pemerintah Prioritaskan Bangun Pipa Gas Ketimbang Pipa BBM

Menko Maritim Rizal Ramli lebih fokus menggarap proyek pipa gas ketimbang BBM.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Maritim Rizal Ramli mengaku akan lebih mengutamakan pembangunan infrastruktur gas ketimbang pembangunan infrastruktur untuk Bahan Bakar Minyak (BBM).

Saat ditemui di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rizal mengungkapkan alasan prioritasnya untuk pipa gas tersebut karena saat ini sumber gas di Indonesia masih melimpah dan jika dieksplorasi harga gas akan lebih murah jika dibandingkan dengan harga BBM.

‎"Masih bisa untuk 70-80 tahun lagi gas itu, kalau kita punya jaringan bisa utk ibu-ibu masak bisa jadi city gas, lebih hemat. Jadi, selain kita tidak setuju bangun pipa BBM kita punya solusi yang lebih baik, gitu saja kok repot," kata Rizal, Jumat (11/9/2015).

Menanggapi rencana pembangunan pipa BBM yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero), Rizal memandang hal itu tidak ada urgency-nya. Karena, kedepan, bahan bakar gas akan lebih banyak digunakan ketimbang bahan bakar minyak.

‎"Sekarang kan ada jaringan tangki di seluruh Jawa, kalau dibangun pipa BBM bangkrut semua itu, kan bahaya. Ini tidak ada urgency-nya, kami nolak, Presiden setuju minta dibatalkan," terang dia.

Sebelumnya,‎ Rizal juga mengkritisi dengan menghentikan rencana proyek pembangunan infrastruktur penyimpanan BBM untuk meningkatkan cadangan BBM dari 18 hari menjadi 30 hari dengan anggaran US$ 2,4 miliar yang akan dilakukan Pertamina.

Menurut Rizal, pembatalan proyek tersebut menjadi keputusan dalam rapat bersama dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Selasa (9/9/2015).

"Kemarin kami laporkan ada rapat bersama Presiden, ada keinginan Pertamina membangun storage supaya stock naik dari 18 hari menjadi 30 hari, US$ 2,4 miliar biayanya," kata Rizal.

Menurut Rizal pembangunan tersebut bukan menjadi prioritas. Pasalnya, produksi minyak Indonesia tidak menutupi konsumsi, sedangkan untuk memenuhinya berasal dari impor. Sebagai jalan keluar, pembanguan fasilitas tersebut seharusnya dibangun oleh perusahaan yang memasok BBM. (Yas/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini