Sukses

Rupiah Bisa Balik ke 12.500 Jika Pengusaha Jual Dolar AS?

Kurs rupiah masih betah berada di level 14.300 per dolar Amerika Serikat (AS).

Liputan6.com, Jakarta - Kurs rupiah masih betah berada di level 14.300 per dolar Amerika Serikat (AS). Padahal dengan kondisi inflasi terkendali dan neraca perdagangan surplus, seharusnya nilai tukar rupiah berada pada angka 12.500 per dolar AS.

"Rupiah itu harus ada di level 12.500 per dolar AS. Sebab inflasi kita sekarang rendah dan neraca perdagangan surplus. Jadi itu fundamental value-nya," ujar Direktur Finance and Strategy PT Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo, Malang, Jumat (11/9/2015).

Permasalahan utama rupiah melenceng jauh dari nilai fundamentalnya, kata dia, karena pelaku usaha yang menggenggam dolar AS enggan menukarkannya ke rupiah. Sehingga terjadi ketidakseimbangan antara suplai dan permintaan.

"Suplai dolar AS yang masuk ke Indonesia tidak dikonversi ke rupiah. Itu masalah utamanya, bukan masalah fundamental. Tidak ada yang mau lepas dolar AS, bahkan ada yang beli dolar cuma buat spekulasi," jelas dia.

Kata Kartika, banyak orang Indonesia yang menggenggam dolar AS dalam bentuk tunai hingga miliaran dolar AS. Sebut saja para eksportir minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan lainnya.

"Sayangnya mentalitas orang Indonesia tidak mau jualan dolar AS, padahal eksportir CPO punya dolar AS tunai sampai miliaran dolar, cuma tidak ada yang mau mengkonversi ke rupiah. Karena berharap dolar AS lebih menguat," ujar dia. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.