Sukses

Wall Street Merosot Jelang Keputusan The Fed

Indeks saham Dow Jones melemah 62,13 poin ke level 16.370 didorong sentimen kekhawatiran terhadap data ekonomi China dan suku bunga AS.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di awal pekan seiring investor menunda membuat taruhan menjelang pertemuan kebijakan bank sentral AS/The Federal Reserve pada pekan ini. Ditambah investor juga khawatir tentang data ekonomi China melemah.

Indeks saham Dow Jones melemah 62,13 poin atau 0,38 persen ke level 16.370. Diikuti indeks saham S&P 500 turun tipis 8,02 poin (0,41 persen) ke level 1.953,03. Indeks saham Nasdaq merosot 16,58 poin (0,34 persen) ke level 4.805,76.

Bursa saham AS diharapkan stabil menjelang pengumuman keputusan The Fed soal suku bunga yang dijadwalkan pada 16-17 September 2015."Sama sekali tidak ada keyakinan apakah naik dan turun. Semua pelaku pasar menanti keputusan The Fed soal suku bunga," ujar David Spika, Analis GuideStone Funds, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (15/9/2015).

The Fed akan menaikkan suku bunga ketika melihat pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dengan penekanan pada pekerjaan dan data inflasi. Sementara bursa tenaga kerja dan inflasi membaik telah ditekan oleh harga minyak mentah melemah.

Sebelumnya dalam survei yang dilakukan Reuters kepada sejumlah ekonom menyebutkan kalau The Fed akan menunda kenaikan suku bunga hingga Desember.

Prediksi lainnya menyatakan kalau The Fed akan menaikkan suku bunga pada September 2015.Spika menambahkan, volatilitas terjadi di bursa saham ditambah data-data yang bertentangan pada ekonomi AS sehingga membuat sulit terhadap pegangan yang kuat apa yang akan dilakukan The Fed.

Selain sentimen The Fed, hal lain membebani bursa saham mengenai data ekonomi China terutama investasi dan hasil produksi pabrik pada Agustus 2015. Rilis data ekonomi China membuat spekulasi kalau pertumbuhan ekonomi pada kuartal III mungkin di bawah tujuh persen untuk pertama kalinya sejak krisis global.

"China terus menjadi perhatian karena investor mencari data ekonomi rendah meski pemerintah memiliki banyak ruang untuk merangsang pertumbuhan," kata Chris Bertelsen, Kepala Riset Global Financial Private Capital.

Ada pun pada perdagangan hari ini, sembilan dari sepuluh sektor saham di S&P 500 melemah, dengan dipimpin sektor saham utilitas. Sementara itu, sektor saham energi melemah 0,8 persen.Volume perdagangan saham cenderung melambat sekitar 5,4 miliar saham, dan angka ini di bawah rata-rata harian sekitar 8 miliar saham. (Ahm/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.