Sukses

BTN Dapat Pinjaman dari Bank ICBC Indonesia Senilai Rp 10 Triliun

Fasilitas pinjaman untuk BTN akan digunakan untuk mendukung program sejuta rumah yang dicanangkan oleh pemerintah.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mendapat fasilitas pinjaman dari PT Bank ICBC Indonesia dengan nilai mencapai RMB 5 miliar atau setara dengan Rp 10 triliun. Pinjaman tersebut akan digunakan oleh BTN  untuk mengembangkan sektor properti di Indonesia. 

Direktur Utama ICBC Indonesia, Shen Xiaoqi menjelaskan, pinjaman tersebut diharapkan bisa digunakan untuk pembiayaan infrastruktur dan pembangunan perumahan, pembelian aset KPR BTN dan juga untuk penyaluran kredit sindikasi atau pembiayaan lainnya. 

Sebagai tahap awal, fasilitas pinjaman tersebut akan digunakan untuk mendukung program sejuta rumah yang dicanangkan oleh pemerintah. Nilai fasilitas yang akan digunakan di program tersebut mencapai Rp 1 triliun. 

“Ini merupakan momentum yang sangat penting bagi ICBC Indonesia dalam menjalani perannya untuk menjembatani sektor keuangan antara Indonesia dan China,” kata Shen seperti dikutip dalam keterangan pers, Rabu (16/9/2015). 

Ia menambahkan, kerja sama tersebut menegaskan kembali komitmen ICBC Indonesia untuk mengambil peran lebih besar dalam mengembangkan perekonomian di Indonesia.

"ICBC Indonesia berkomitmen untuk fokus pada hal-hal yang menjadi fokus utama pemerintah Indonesia. Salah satunya adalah membantu pemerintah Indonesia dalam penyediaan rumah murah bagi masyarakat Indonesia," tambah Shen. 

Direktur Utama BTN, Maryono menambahkan, kerjasama dengan ICBC Indonesia ini merupakan tindak lanjut dari rencana perseroan dalam mendukung program satu juta rumah.

Program ini dapat melibatkan berbagai pihak yang dapat memberikan dukungan dalam merealisasikan melalui bantuan pembiayaan dimana ICBC Indonesia menjadi mitra strategis perseroan dalam memberikan pinjaman bilateral.

BTN menyambut positif atas terselenggaranya kerjasama dengan ICBC untuk turut mendukung pembiayaan perumahan bagi masyarakat menengah bawah.

"Saat ini kebutuhan rumah untuk masyarakat belum menunjukkan angka penurunan tetapi justru sebaliknya semakin bertambah. Artinya, terjadi kesenjangan antara ketersediaan rumah dengan kebutuhan rumah di pasar. Pembiayaan ini semoga dapat menjadi salah satu solusi untuk membantu memecahkan masalah program perumahan di Indonesia,”  kata Maryono. (Gdn/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini