Sukses

Jelang Keputusan The Fed, Saham Energi Dongkrak Wall Street

Indeks saham energi memimpin penguatan di S&P 500 dengan kenaikan 2,8 persen.

Liputan6.com, New York - Saham-saham di sektor energi mendorong Wall Street ke zona hijau pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta) karena harga minyak melonjak 6 persen. Namun investor tak banyak melakukan transaksi jelang keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) mengenai suku bunga.

Mengutip Reuters, Kamis (17/9/2015), Dow Jones Industrial Averange ditutup naik 140,1 poin atau 0,84 persen ke level 16.739,95. S&P 500 juga ditutup menguat 17,22 poin atau 0,87 persen ke angka 1.995,31. Sedangkan Nasdaq Composite menambah 28,72 poin atau naik 0,59 persen ke level 4.889,24.

Indeks saham energi memimpin penguatan di S&P 500 dengan kenaikan 2,8 persen. Saham-saham energi mengalami lonjakan karena harga minyak mentah ditutup naik 5,7 persen setelah keluarnya angka persediaan minyak mentah di AS yang mengalami penurunan.

"Kenaikan saham di sektor energi ini menjadi tanda kepada pelaku pasar bahwa mereka juga bisa masuk ke sektor-sektor lainnya," tutur co-chief investment officer di OakBrook Investments LLC, Lisle, Illinois, AS, Peter Jankovskis.

Namun memang, transaksi perdagangan tak terlalu ramai dan di bawah rata-rata dengan perpindahan kepemilikan 6,6 miliar saham saja. Rata-rata transaksi di bursa efek Amerika Serikat pada tahun ini mencapai 8 miliar saham.

The Fed akan mengumumkan keputusannya mengenai suku bunga pada Kamis sore. dalam keputusan tersebut, The Fed memilih untuk menaikkan suku bunga atau tetap bertahan seperti apa yang terjadi dalam 7 tahun terakhir.

Jika dilihat dari positifnya Wall Street pada hari ini menunjukkan bahwa persepsi pelaku pasar cukup optimistis bahwa The Fed akan mendorong kenaikan suku bunga pada saat ini. Namun menurut co-head of trading di FNY Capital Management, New York, AS, Tom Donino, hal tersebut masih semu.

"Kenaikan ini saya lihat masih sementara saja. Pasar masih akan melihat apa yang terjadi pada keputusan besok. Setelah itu baru yang terjadi pasar benar-benar akan stabil," tuturnya.

Dari 80 ekonom yang disurvei oleh Reuters, hanya 35 mengatakan bahwa Bank Sentral AS kemungkinan akan menaikkan suku minggu ini. (Gdn/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini