Sukses

Kuatkah Ekonomi Indonesia Hadapi Krisis?

Pada saat ini para investor menyadari pelemahan ekonomi global membuat orang menarik investasi pada komoditas.

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom PT Bank Mandiri Destry Damayanti mengungkapkan kondisi perekonomian saat ini justru lebih kompleks jika dibandingkan dengan kondisi pada 2008 dimana Indonesia masuk dalam kondisi krisis akibat kasus perumahan di Amerika Serikat (AS). Kondisi likuiditas global di 2008 lebih baik jika dibanding dengan saat ini. 

"Kemudian booming commodity memang high leverage, jadi leverage-nya memang tinggi. Sehingga sektor keuangan ada likuiditas. Apalagi ada stimulus, mereka tidak mungkin taruh lagi disektor keuangan,"kata dia di Jakarta, Senin (21/9/2015).

Dia menerangkan, saat krisis 2008 kondisi perekonomian nasional masih kuat. Dengan harga komoditas yang tinggi juga mendorong investasi di dalam negeri.

Tak hanya itu, Indonesia yang bergantung pada komoditas juga memperoleh keuntungan karena banyak wilayah bergantung pada komoditas. Alhasil, pendapatan mereka terangkat dan meningkatkan daya beli.

"Kita punya domestik kuat. Makanya kita bertahan di 2009, pertumbuhan ekonomi 4,9 persen," jelasnya.

Sebaliknya, pada saat ini para investor menyadari pelemahan ekonomi global membuat orang menarik investasi pada komoditas.

"Orang sadar ternyata komoditas naik tidak ada alasannya. Global demand tidak ada. Orang justify, orang berpikir tidak masuk akal," tuturnya.

Pada saat yang sama, terjadi normalisasi kebijakan moneter. Dimana, pengurangan stimulus (tappering off) dilakukan sejak 2013.

Tak hanya itu, kondisi melemahnya perekonomian China juga memperkeruh perekonomian nasional. "Yuan masih over value, secara fundamental. Dan artinya ekonomi domestik belum recovery akan dorong ekspornya, ekspor meningkat. Amerika yang recover akan mundur lagi makanya The Fed menaikan bunga mundur," jelasnya.

Destry pun mengatakan, dengan kondisi global yang buruk sejatinya langkah pemerintah seharusnya mendorong konsumsi dalam negeri.

"Ini kondisi tidak mudah. Jadi strategi yang diambil pemerintah harus bertumpu domestik ekonomi. Kita harus sangat jeli melihat sektor apa yang harus didorong ke depan," tandas dia. (Amd/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.