Sukses

Ekonomi Lesu, Perjalanan Wisata Pakai Pesawat Tetap Diminati

Manajemen PT Garuda Indonesia menyatakan, penerbangan internasional yang tujuannya paling diminati ke Asia.

Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi Indonesia melambat dinilai tidak mempengaruhi minat masyarakat melakukan perjalanan wisata menggunakan pesawat. Hal itu ditunjukkan dari jumlah penumpang PT Garuda Indonesia Tbk (GIIA).

"Kalau melihat pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat fluktuaktif memang ekonomi melambat. Kalau lihat delapan bulan animo menunjukkan kenaikan khusus di PT Garuda Indonesia," ujar Direktur Niaga PT Garuda Indonesia Handayani, Selasa (22/9/2015).

Handayani menuturkan, gejolak ekonomi membuat masyarakat ingin melepaskan penat. Karena itu, perjalanan wisata menjadi andalan baru perseroan untuk menambah pendapatannya."Transaksi traveling digemari. Ada sedikti kendala di makro ekonomi, dan masyarakat menggali ada kesempatan baru di perjalanan wisata," ujar Handayani.

Handayani mencatat, saat ini penumpang Garuda mengalami peningkatan 28 persen dibanding tahun lalu. Kontribusi kenaikan penumpang itu dari penerbangan internasional mencapai 45 persen.

"Transaksi volume penjualan internasional 45 persen. Pertumbuhan penumpangnya cenderung meningkat tumbuh 28 persen dari tahun lalu 22 persen," kata Handayani.

Ia mengatakan, penerbangan internasional yang digemari sebagian besar tujuan Asia. Hal itu lantaran sejumlah negara Asia yang sudah menerapkan bebas visa. "Tujuan mana yang disukai Asia yang tidak menggunakan visa jauh lebih banyak diminati, seperti Singapura dan Bangkok. Sedangkan rute meningkat  yaitu Jepang dan Australia," tutur Handayani.

Bila melihat kinerja keuangan PT Garuda Indonesia Tbk. Perseroan memperoleh kenaikan pendapatan usaha menjadi US$ 1,85 miliar pada semester I 2015 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 1,75 miliar. Kontribusi pendapatan usaha itu antara lain berasal dari penerbangan berjadwal menjadi US$ 1,6 miliar pada semester I 2015 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 1,59 miliar. (Pew/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini