Sukses

Komentar Menperin Soal Protes yang Dilayangkan Gubernur Papua

Pemerintah meminta Freeport Indonesia menggunakan komponen dan produk dalam negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Kekecewaan Gubernur Papua Lukas Enembe terhadap kunjungan diam-diam tiga menteri Joko Widodo (Jokowi) ke lokasi penambangan PT Freeport Indonesia ditanggapi santai Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin.

Menperin merupakan satu dari tiga menteri yang menyambangi perusahaan tambang raksasa itu, selain Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Saleh Husin serta Kepala Bappenas Sofyan Djalil.

"Itu mah urusan kecil. Itu kan urusan protokoler, selalu saja kita cari negatifnya," tegas Saleh saat ditemui di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (22/9/2015).

Dia mengaku, tidak mempermasalahkan jika Gubernur Papua melayangkan surat protes ke Presiden Jokowi atas kemarahannya. "Ya tidak apa-apa, itu urusan protokoler," ujarnya.

Menurut Saleh, dari hasil kunjungan tersebut, pemerintah meminta Freeport Indonesia menggunakan komponen dan produk dalam negeri dalam membangun infrastruktur tambang dan operasional tambang. Pasalnya, Freeport telah menjadi bagian dari industri nasional.

"Bagaimana Freeport dapat memakai produk dalam negeri. Kita suka cari yang negatif, akhirnya industri mati. Kita kalah bersaing dengan Vietnam, Malaysia dan akibatnya kehilangan lapangan kerja," tandas dia. 

Saleh menjelaskan, kualitas produk Indonesia mumpuni untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan BUMN, swasta dan pemerintah. Faktor kedekatan lokasi juga menjadi keunggulan dibanding produk luar negeri.

Oleh karena itu saat mengunjungi Freeport, Saleh Husin juga mengajak direksi BUMN antara lain Pindad, Dahana, Krakatau Steel, Pertamina, Semen Indonesia dan PT Bukit Asam.

Pada 2015 ini, Freeport Indonesia berencana membelanjakan dana untuk proyek-proyeknya sebesar US$ 1,659 miliar. Dengan rincian investasi yaitu sebesar US$ 1,16 miliar belanja lokal dan US$ 498 juta belanja impor. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini