Sukses

Pemerintah Berencana Turunkan Harga Gas Untuk Industri Khusus

Saat ini harga minyak dunia telah mengalami penurunan hingga lebih dari 50 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana untuk penurunan harga gas untuk industri yang menjadi prioritas. Penurunan harga gas tersebut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Direktur Pembinaan Program Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi mengatakan, saat harga minyak mengalami penurunan, pihaknya mendapat tekanan dari berbagai pihak untuk menurunkan harga gas. Harga gas dengan harga minyak memang berkaitan. Jika harga minyak dunia turun biasanya harga gas juga mengalami penurunan. 

Saat ini harga minyak dunia telah mengalami penurunan hingga lebih dari 50 persen. Pada Juni 2014 kemarin, harga minyak dunia masih di kisaran US$ 110 per barel. Namun saat ini telah anjlok ke level US$ 40 per barel. Bahkan beberapa pihak memperkirakan harga minyak akan berada di level US$ 20 per barel di akhri tahun ini.

"Kami mendapat tekanan untuk menurunkan harga gas. Jika dikaitkan harga minyak, memang telah turun drastis. Jadi harga patokan gas saat ini disebut menjadi lebih mahal," kata Agus, dalam diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Rabu (23/9/2015).

Menurut Agus, saat ini instansinya sedang melakukan kajian tentang pedoman harga gas. Pedoman tersebut agar harga gas bisa lebih jelas sesuai keperuntukannya. "Ini yang kami kaji saat ini, pedoman harga gas," ujar Agus.

Dalam kajian pedoman harga gas tersebut, direncanakan industri yang akan mendapat keistimewaan adalah industri yang memberikan dampak besar dan menjadikan gas sebagai bahan baku bukan bahan bakar.

"Penurunan harga gas untuk industri tertentu bisa menimbukan dampak besar, dan menjadikan bahan baku gasnya seperti petrokimia pupuk itu yang kami pertimbangkan," jelas Agus.

Sebelumnya, Pengusaha meminta kepada pemerintah untuk menurunkan harga gas bagi kebutuhan industri. Hal ini lantaran harga gas industri di Indonesia dianggap masih tinggi di antara negara-negara di ASEAN.

Ketua Koordinator Gas Industri Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Achmad Widjaya mengatakan, tingginya harga gas industri ini menjadi ancaman daya saing industri nasional dengan negara lain. "Pengusaha minta harga gas bisa ditekan hingga level US$ 5 per MMbtu," tegasnya.

Dia menjelaskan, saat ini harga gas di Singapura sekitar US$ 4 hingga US$ 5 per MMbtu, Malaysia US$ 4,47 per MMbtu, Filipina US$ 5,43 per MMbtu dan Vietnam sekitar US$ 7,5 per MMbtu. Bandingkan dengan kondisi di Indonesia yang membanderol harga gas industrinya sebesar US$ 9,3 per MMbtu.

"Jika harga gas untuk industri semakin tinggi, hal ini bisa mengancam posisi industri nasional dalam pasar bebas Asean atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)," tutupnya. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini