Sukses

Wall Street Ditutup Melemah Dipimpin Saham Energi

Dow Jones Industrial Averange turun 50,58 poin atau 0,31 persen ke level 16.279,89.

Liputan6.com, New York - Indeks saham di bursa Amerika Serikat (Wall Street) berakhir di zona merah pada perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta). Penurunan Wall Street dipimpin oleh sektor energi. Sentimen yang mempengaruhi adalah keluarnya data ekonomi China dan Amerika Serikat (AS) yang menambah kekhawatiran pelaku pasar akan pelemahan pertumbuhan ekonomi global.

Mengutip Reuters, Kamis (24/9/2015), Dow Jones Industrial Averange turun 50,58 poin atau 0,31 persen ke level 16.279,89. Indeks S&P 500 juga melemah 3,98 poin atau 0,2 persen menuju 1.938,76. Sedangkan Nasdaq Composite turun 3,9 poin atau 0,08 persen ke 4.751,74.

Indeks S&P 500 telah mengalami pelemahan 2,8 persen pada sepekan terakhir ini atau sejak Bank Sentral AS (The Fed) mengumumkan untuk mempertahankan suku bunga pada level mendekati nol persen.

Data ekonomi AS yang baru saja diumumkan adalah pertumbuhan manufaktur pada September ini yang tercatat merupakan level terendah dalam 2 tahun terakhir. Sedangkan untuk China, data yang baru saja keluar adalah aktivitas pabrik yang angkanya juga mengalami penurunan.

"Pelaku pasar sepertinya sedang lelah sehingga hanya bergerak mendatar. Selain itu beberapa pelaku lainnya ragu-ragu untuk mengambil posisi dan memilih untuk lebih menunggu keluarnya data-data kinerja eminten," Jelas Senior Portfolio Manager, Synovus Trust Company, Atlanta, AS, Daniel Morgan.

Ia melanjutkan, pelaku pasar masih cukup khawatir dengan keadaan ekonomi China. Penurunan pertumbuhan di negara tersebut akan sangat mempengaruhi aktivitas bisnis perusahaan China dengan perusahaan di luar China lainnnya.

Pelaku pasar juga sedang berkonsentrasi dengan penetapan suku bunga The Fed. Selama ini pelaku pasar menunggu kepastian dari kenaikan suku bunga. Namun pada pertemuan The Fed yang berlangsung pada pekan lalu masih belum ada keputusan yang jelas.

The Fed masih memilih untuk belum melaksanakan pengetatan kebijakan moneter dan memilih untuk menunggu sinyal-sinyal yang lebih jelas lagi mengenai pertumbuhan ekonomi global. Dua sentimen besar tersebut saat ini masih menjadi pengaruh pergerakan Wall Street. (Gdn/Zul)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini