Sukses

Ini Manfaat Kehadiran MRT di Jakarta

Selama periode konstruksi, proyek MRT Jakarta diharapkan dapat menciptakan sekitar 48.000 pekerjaan baru.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan mesin bor bawah tanah raksasa yang akan melubangi Jalan Sudirman Jakarta untuk proyek Mass Rapid Transit (MRT). Keberadaan MRT diharapkan bisa memberikan keuntungan yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi Jakarta.

Mengutip situs jakartamrt.com, Selasa (29/9/2015), ada beberapa manfaat dari kehadiran MRT yang ditargetkan bisa dioperasikan pada 2018 ini. Salah satu manfaatnya adalah berkurangnya kepadatan kendaraan di jalan karena dengan adanya MRT diharapkan dapat mengalihkan masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi massal.

"MRT memberikan kontribusi dalam meningkatan kapasitas transportasi publik. Kapasitas angkut MRT untuk rute Lebak Bulus ke Bundaran HI diharapkan mencapai sekitar 412.000 penumpang per hari," tulis situs tersebut.

Selain itu, pembangunan MRT ini juga bisa menciptakan lapangan kerja. Selama periode konstruksi, proyek MRT Jakarta diharapkan dapat menciptakan sekitar 48.000 pekerjaan baru.

Adanya MRT bisa menurunkan waktu tempuh dan meningkatkan mobilitas. Waktu tempuh antara Lebak Bulus sampai Bundaran HI diharapkan turun dari 1-2 jam pada jam-jam sibuk menjadi 30 menit. Sementara dari Lebak Bulus sampai Kampung Bandan target waktu tempuh sekitar 52,5 menit.

Penurunan waktu tempuh ini akan meningkatkan mobilitas warga Jakarta. Meningkatnya mobilitas warga kota ini memberikan dampak kepada peningkatan dan pertumbuhan ekonomi kota, dan meningkatkan kualitas hidup warga kota.

Bagi lingkungan, hadirnya MRT juga berdampak positif. Dampak lingkungan dengan adanya MRT adalah 0,7 persen dari total emisi CO2, yaitu sekitar 93.663 ton per tahun akan berkurang.

Untuk diketahui, Proyek MRT Jakarta rencananya akan membentang kurang lebih 110,8 kilometer, yang terdiri dari Koridor Selatan-Utara, yaitu koridor Lebak Bulus menuju Kampung Bandan) sepanjang kurang lebih ±23.8 km dan Koridor Timur–Barat sepanjang kurang lebih 87 kilometer.

Anggota Komisi V DPR, Nusyirwan Soejono, menjelaskan, langkah Jokowi menggolkan proyek MRT patut diapresiasi. "Ini sebuah langkah berani mengingat proyek MRT telah masuk dalam tata ruang Pemda DKI Jakarta sejak 1985, tapi tak pernah dimulai. Setelah melalui penantian panjang sekitar 25 tahun, hari ini kereta bawah tanah dimulai pengeborannya oleh Presiden Jokowi," kata Nusyirwan.

Menurut dia, transportasi publik menjadi kebutuhan yang sangat mendesak apalagi di tengah perkembangan ibu kota saat ini. Jadi proyek MRT bersama program kereta rel ringan atau light rail transit (LRT) yang juga dalam tahap pelaksanaan bisa menjadi solusi. (Gdn/Zul)*

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini