Sukses

Target Realistis Penyaluran KUR Jadi Rp 20 Triliun

Target penyaluran KUR Rp 20 triliun dinilai realistis karena penyaluran KUR oleh tiga bank dilakukan pada akhir Agustus 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga menyatakan penyaluran kredit Kredit Usaha Rakyat (KUR) hanya sebesar Rp 20 triliun hingga akhir tahun 2015. Sebelumnya pemerintah optimistis penyaluran KUR mencapai Rp 30 triliun hingga akhir tahun ini.

Dia menjelaskan, angka Rp 20 triliun tersebut merupakan perhitungan dari bank pelaksana, salah satunya BRI yang mendapat tugas penyaluran paling besar.

"Target akhir 2015 ini dari bank pelaksana adalah antara Rp 19 triliun-20 triliun. Sampai saat ini BRI sudah Rp 3,5 triliun. Para pelaku KUR itu sangat optimistis antara Rp 19 triliun-20 triliun," ujar Puspayoga di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Senin (5/10/2015).

Dia menjelaskan, target tersebut dianggap paling realistis karena penyaluran KUR sendiri oleh tiga bank yaitu BRI, BNI dan Bank Mandiri baru dilakukan pada akhir Agustus sehingga belum berjalan maksimal.

"Karena memang pelaksanaan KUR ini baru akhir Agustus, September sampai akhir Desember dengan target realistis tiga bank antara Rp19 triliun sampai Rp20 triliun sampai dengan rapat tadi," lanjutnya.

Selain itu, kendala lainnya lantaran lembaga keuangan di daerah seperti bank pembangunan daerah (BPD) juga masih mengalami hambatan dalam penyalurannya.

"Laporan dari bank pelaksana, baik BRI, BNI, maupun Mandiri, itu sudah disampaikan tadi oleh Pak Asnawi (Dirut BNI), jadi target yang Rp 28 triliun, karena BPD belum masuk targetnya antara Rp19 sampai Rp20 triliun, itu sangat realistis ya," kata dia.

Meski demikian, lanjut Puspayoga, pemerintah akan terus berupaya agar penyaluran KUR ini maksimal sehingga lebih banyak UKM yang mendapatkan manfaat dari kredit ini.

"Tentunya pelaksana KUR itu masih melakukan relaksasi dalam pemberian dana KUR itu kepada masyarakat untuk kepentingan yang lebih produktif," ujar Puspayoga. (Dny/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.