Sukses

Bursa Asia Menguat Jelang Hasil Pertemuan Bank Sentral Jepang

Bursa saham Asia menguat ditopang kenaikan laba Samsung dan investor menunggu hasil pertemuan bank sentral Jepang pada Rabu pekan ini.

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia menguat pada perdagangan saham Rabu pekan ini, dan membentuk kenaikan terbesar selama lima hari. Penguatan bursa saham Asia ini ditopang dari laba Samsung Electronics Co melonjak melampaui perkiraan ditambah sentimen investor menunggu keputusan bank sentral Jepang soal kebijakan moneternya.

Indeks saham MSCI Asia Pacific atau indeks saham acuan regional naik 0,2 persen menjadi 129,23 pada pukul 09.03 waktu Tokyo. Diikuti indeks saham Jepang Topix menguat 0,2 persen.

Sementara itu, indeks saham Australia/ASX 200 turun 0,4 persen dan indeks saham Selandia Baru/NZX 50 sedikit berubah. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,4 persen.

Sentimen yang mempengaruhi bursa saham Asia pada Rabu pekan ini dipengaruhi penantian hasil pertemuan kebijakan moneter bank sentral Jepang. Data ekonomi Jepang melemah telah meningkatkan spekulasi kalau bank sentral Jepang akan mendorong stimulus baru. Akan tetapi sejumlah pihak menilai Gubernur Bank Sentral Jepang Haruhiko Kuroda lebih memilih memperketat kebijakan moneternya.

"Kami tidak mengharapkan ada kebijakan berubah atau pernyataan yang mempengaruhi kebijakan moneter pada konfrensi pers. Adanya kenaikan harapan bank sentral Amerika Serikat akan menunda kenaikan suku bunga juga dapat memiliki dampak yang sama dengan kebijakan lainnya," ujar Daisuke Uno, Ekonom Sumitomo Mitsui Bank seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (7/10/2015).

Berdasarkan survei, 34 dari 36 analis memperkirakan kalau bank sentral Jepang akan melupakan pelonggaran kebijakan moneter. Sedangkan dua analis lainnya memprediksi bank sentral Jepang akan melonggarkan kebijakan moneternya. Akan tetapi, sejumlah analis juga memperkirakan kalau ada stimulus tambahan pada pertemuan bank sentral Jepang 30 Oktober 2015.

Terkait pergerakan bursa saham global, Kepala Riset Perpetual Ltd Matthew Sherwood menuturkan, pemulihan di bursa saham AS telah menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Ada sejumlah data makro yang keluar akan menyediakan waktu kepada investor untuk menganalisa apa yang telah berubah selama reli di bursa saham pada lima hari terakhir.

Di pasar komoditas, harga minyak cenderung naik 5,4 persen menjadi US$ 51,92 per barel. Sementara itu, indeks dolar AS berada di level 95,456 terhadap sejumlah mata uang utama lainnya. (Ahm/Zul)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.