Sukses

Spekulasi The Fed Bikin Rupiah Menguat ke 13.450 per Dolar AS

Spekulasi pelaku pasar kalau bank sentral AS akan menunda kenaikan suku bunga hingga awal 2016 telah memperkuat rupiah.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin perkasa menjelang akhir pekan ini. Spekulasi pelaku pasar kalau bank sentral AS atau The Federal Reserve akan menunda kenaikan suku bunganya hingga awal 2016 telah memberikan sentimen positif ke rupiah.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (9/10/2015), rupiah dibuka naik 292 poin ke level Rp 13.595 per dolar AS dari penutupan perdagangan Kamis 8 Oktober 2015 di kisaran 13.887 per dolar AS. Pagi ini, rupiah di kisaran 13.449-13.774 per dolar AS. Pada pukul 09.20 waktu setempat, rupiah sempat di kisaran 13.450 per dolar AS. Sedangkan data RTI menunjukkan kalau rupiah berada di kisaran 13.486 per dolar AS pukul 09.10 WIB.

Ekonom BCA, David Sumual menuturkan penguatan rupiah didukung dari sentimen eksternal. Rilis hasil pertemuan bank sentral AS pada pertengahan September 2015 menunjukkan kalau bank sentral AS akan menunda kenaikan suku bunga AS hingga 2016.

"Pelaku pasar membaca kalau bank sentral AS akan menunda kenaikan suku bunga hingga 2016 padahal belum tentu juga bisa saja akhir tahun ini," ujar David saat dihubungi Liputan6.com.

Ia mengatakan, penguatan mata uang juga dipicu dari data nonfarm payroll AS kurang baik. Rilis data pekerja AS di sektor nonfarm payroll tercatat hanya 142 ribu dari harapan pelaku pasar sekitar 200 ribu. Dengan ada sentimen data ekonomi AS kurang baik ditambah spekulasi bank sentral AS akan menunda kenaikan suku bunga membuat para pelaku pasar memburu aset negara berkembang termasuk Indonesia.

Hal itu juga membuat sejumlah penguatan mata uang termasuk Malaysia dan Indonesia."Apresiasi rupiah paling kuat hingga akhir pekan lalu. Dalam satu minggu ini aset Indonesia terus diburu. Ada satu fund besar masuk ke Malaysia dan Indonesia. Jadi mendukung pasar modal dan mata uangnya," ujar David.

David menekankan, meski rupiah terus menguat dalam pekan ini, pelaku pasar dan pemerintah juga perlu harus mewaspadainya. Hal itu lantaran hot money yang masuk ke pasar keuangan dapat mudah masuk dan keluar juga.

Selain itu, David menuturkan, pemerintah dan Bank Indonesia juga perlu menjaga momentum yang baik. Apalagi dengan rilis paket kebijakan ekonomi jilid III diharapkan dapat membuat fundamental ekonomi Indonesia membaik. David juga memprediksikan kalau rupiah akan bergerak di kisaran 13.500-13.900 per dolar AS hingga akhir tahun. 

Faktor Internal

Analis Pasar Uang PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede menambahkan, menguatnya nilai tukar rupiah juga disebabkan karena faktor dari dalam negeri. Paket kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam dua pekan terakhir mampu membuat kepercayaan pelaku pasar membaik.  "Misalnya soal kebijakan fiskal pemerintah yang fokus pada perizinan juga tax holiday," jelas Josua.

Selain itu, penurunan harga solar, gas dan listrik juga mampu mendorong kepercayaan investor. Dengan beberapa kebijakan tersebut diharapkan bisa mendorong perkembangan investasi di Indonesia.

Selain kebijakan dari pemerintah, langkah kebijakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) melalui kebijakan moneter juga mampu membuat nilai tukar rupiah terus mengalami penguatan. Menurutnya, kebijakan stabilisasi rupiah oleh BI menjadi sentimen positif bagi para pelaku pasar.

Beberapa kebijakan BI tersebut adalah intervensi di pasar forward yang mampu menyeimbangkan penawaran dan permintaan di pasar berjangka. Selain itu juga kebijakan pengendalian likuiditas rupiah diperkuat dengan menerbitkan Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) tiga bulan dan Reverse Repo SBN dengan tenor dua minggu. 

Di luar itu, BI juga akan mengelola penawaran dan permintaan terhadap valuta asing yang diperkuat dengan berbagai kebijakan lanjutan. Hal ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan penawaran dan mengendalikan permintaan terhadap valuta asing. (Ahm/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.