Sukses

Pemerintah Buka Peluang Investor Asing Masuk ke Daerah Pelosok

Saat ini pemerintah sedang fokus menambahkan kapasitas listrik dari energi baru terbarukan.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia membuka kesempatan bagi investor asing yang ingin berinvestasi di sektor kelistrikan dengan memasok listrik di daerah terpencil. Diharapkan, dengan adanya kesempatan tersebut bisa memberbesar rasio elektrifikasi nasional.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Rida Mulyana mengatakan, pemerintah memang sedang menggalakkan pembangunan pembangkit listrik di wilayah terpencil. Syaratnya, pembangkit tersebut harus menggunakan energi baru terbarukan.

"Kami memang sedang melaksanakan program pembangunan listrik di daerah terisolir terpencil," kata Rida, di Jakarta, Jumat (9/10/2015).

Untuk melancarkan program tersebut, pemerintah mengharapkan bantuan dari investor asing. Diharapkan dengan adanya investor asing maka pelaksanaan program bisa bisa lebih cepat berjalan sehingga pemerataan kelistrikan terwujud.

"Bantuan internasional sangat diharapkan salah satunya dari Amerika Serikat. Lebih ke percepat pengembangan energi baru terbarukan daerah terpencil," tuturnya.

Rida menambahkan, saat ini pemerintah sedang fokus menambahkan kapasitas listrik dari energi baru, untuk menarik minat investor ikut mewujudkan keinginan tersebut sedang disiapkan aturan feed in tarif. "Penambahan kapasitas jadi perhatian kami. Ada beberapa aturan yang sedang kami poles seperti perbaikan feed in tarif supaya narik investor," pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, jumlah pembangkit yang didukung oleh energi baru terbarukan semakin hari semakin besar. "Di bidang energi baru, terbarukan, dan konservasi energi, dua blok wilayah kerja panas bumi telah selesai dilelang dan sekurang-kurangnya 45.707 rumah tangga mendapat aliran listrik dari sumber energi baru terbarukan,” katanya. 

Sudirman merinci, pembangkit energi baru yang sudah mengalirkan listrik yaitu, 1.438 Mega Watt (MW) pembangkit listrik energi panas bumi, 1.740 MW bioenergi, 5.250 MW air, 71 MW tenaga surya, dan 4 MW pembangkit listrik tenaga angin dan hybrid.

Saat ini penyebaran kelistrikan (rasio elektrifikasi) Indonesia mencapai 86,39 persen dengan kapasitas listrik terpasang 53.535 Mega Watt (MW), dengan rasio elektrifikasi tersebut belum memenuhi kebutuhan listrik seluruhnya dan masih tertinggal dengan negara lain.

Menurut Sudirman, rendahnya rasio elektrifikasi terutama di beberapa daerah yang masih di bawah 50 persen menyebabkan panjangan antrian untuk mendapat akses listrik.

Selain itu, sistem ketenagalistrikan di Indonesia pun masih rendah tingkat cadangannya, hal ini menyebabkan adanya pemadaman bila terjadi perawatan atau kendala di sistem ketenagalistrikan tersebut. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.