Sukses

Aksi Jual Seret IHSG Turun 147 Poin ke 4.483

Aksi ambil untung ditambah data perdagangan China melemah menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke 4.483.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Hal itu dipicu aksi ambil untung oleh pelaku pasar dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang kembali melemah ke level 13.557.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (13/10/2015), IHSG melemah 147,63 poin atau 3,19 persen ke level 4.483,07. Indeks saham LQ45 susut 4,24 persen ke level 763,11.

Seluruh indeks saham acuan kompak melemah pada perdagangan saham hari ini. Ada sebanyak 234 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 63 saham menghijau dan 61 saham lainnya diam di tempat.Pada hari ini, IHSG sempat sentuh level tertinggi 4.622,10 dan terendah 4.483,07.

Transaksi perdagangan saham pada hari ini cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 266.154 kali dengan volume perdagangan 6,84 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 6,15 triliun.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham kompak melemah kecuali sektor saham perkebunan naik 0,07 persen. Sektor saham aneka industri susut 7,24 persen, dan memimpin penurunan sektor saham, lalu disusul sektor saham industri dasar melemah 4,57 persen, serta sektor saham manufaktur tergelincir 4,11 persen.

Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 400 miliar. Pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 400 miliar.Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham TAXI naik 16,61 persen ke level Rp 330 per saham, saham BWPT mendaki 24,65 persen ke level Rp 268 per saham, dan saham ARTI menguat 5,5 persen ke level Rp 230 per saham, serta saham WIKA menanjak 1,67 persen ke level Rp 3.050 per saham.Saham-saham berkapitalisasi besar menyeret penurunan IHSG pada hari ini.

Saham ASII turun 8,58 persen ke level Rp 6.125 per saham, saham INTP tergelincir 9,66 persen ke level Rp 17.525 per saham, dan saham BMRI susut 7,18 persen ke level Rp 10.025 per saham.

Pada pukul 16.00 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung tertekan. Rupiah berada di kisaran 13.602 per dolar.Sementara itu, bursa saham Asia cenderung tertekan. Indeks saham Jepang Nikkei susut 1,1 persen ke level 18.234.

Diikuti indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,57 persen ke level 22.600 dan indeks saham Singapura merosot 1,4 persen ke level 2.989,72.

Analis PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee menuturkan, IHSG tertekan dipicu dari data perdagangan China melemah terutama soal ekspor impor September 2015.  Ekspor China turun 3,7 persen dari periode sama tahun lalu sekitar 6,3 persen. Sementara itu, impor susut 20 persen Year on Year (YoY) pada September.

Hal itu ditopang dari harga komoditas melemah dan permintaan domestik melambat. Sentimen negatif juga didukung dari nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang kembali tertekan. "Aksi ambil untung juga menekan IHSG pada hari ini," ujar Hans. (Ahm/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.