Sukses

Jajaran Wanita di Balik Suksesnya Perusahaan Teknologi Raksasa

Dalam dunia entrepreneur, baik laki laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk sukses.

Liputan6.com, Jakarta Dalam dunia entrepreneur, baik laki laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk sukses. Bahkan beberapa perempuan kini berhasil mendirikan bisnis berbasis teknologi. Berikut ini adalah beberapa perempuan yang berhasil mendirikan perusahan berbasis teknologi dilansir dari inc, Selasa (13/10.2015):

 

1. Anne Wojcicki

Anne Wojcicki, mantan istri pendiri Google Sergey Brin tak senang hidup berfoya-foya.

Orang mengetahui Anne Wojcicki sebagai mantan istri salah satu pendiri Google Sergey Brin. Namun, ia juga ingin berwirausaha. Pada 2006, ia ikut mendirikan 23andMe, sebuah perusahaan yang meneliti genetik seseorang. Dengan mengetahui genetik klien, seorang klien dapat mengetahui potensi penyakit yang mungkin diderita dan melakukan pencegahaan bahkan menyembuhkannya. Pada 2013 US Food and Drug Administration menutup layanan pengujian genetik 23andMe. Meskipun demikian klien masih dapat mendapatkan informasi tentang nenek moyang mereka. 23andMe telah mencatatkan keuntungan sekitar US$ 111 juta sejauh ini, dan asset lebih dari US $ 1 miliar.


2. Sandy Lerner

Sandy Lerner. Foto: kate warren

Sandy Lerner adalah salah satu pendiri Cisco Systems, perusahaan tersebut bergerak dalam bidang teknologi informasi selama puluhan tahun. Lerner dan pacarnya Len Bosack, mendirikan Cisco pada tahun 1984. Pada tahun 1990, Lerner memecat CEO perusahaan tersebut, dan Bosack berhenti mendukung dirinya. Selepas dari Cisco, Lerner sempat merambah bisnis kosmetik Urban Decay, namun ia menjualnya kepada Louis Vuitton pada tahun 2000. Lerner sekarang bekerja di bidang pertanian di mana ia gencar mempromosikan pertanian organik.


Judith Faulkner

Judith Faulkner (forbes.com)

Judith Faulkner adalah pendiri sekaligus CEO Epic Systems Corporation, sebuah perusahaan pembuat perangkat lunak untuk rekam medis di rumah sakit. Pada 2014 EPIC mencatatkan pendapatan sebesar US$ 1,8 miliar. Keberhasilan Epic sungguh luar biasa mengingat modal awal perusahaan tersebut hanya sebesar US$ 6.000. Meskipun cukup sukses, perusahaan tidak berencana berubah menjadi perusahaan publik. Kini kepemilikan Epic tetap berada di tangan Judith Faulkner dan para karyawan. (Ilh/Zul)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini