Sukses

Rizal Ramli: Bos Freeport Pernah Ingin Sogok Saya

Rizal Ramli bertatap muka dengan James Moffet, pemilik Freeport McMoran Inc pada 2000 lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Proses renegosiasi kontrak antara pemerintah Indonesia dengan PT Freeport Indonesia, yang diwakili induk usahanya yang bermarkas di Amerika Serikat (AS) Freeport McMoran Inc meninggalkan kisah menarik bagi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli.

Menteri yang penuh kontroversi ini ternyata pernah 'mengepret' Pemilik dan pendiri Freeport McMoran Inc, perusahaan raksasa tambang tembaga dan emas asal AS, James R Moffet. Pengalaman tersebut dia paparkan di depan anggota Banggar DPR saat Rapat Kerja Pembahasan RKA K/L di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (13/10/2015).

Rizal memutar memorinya saat bertatap muka dengan James Moffet di periode tahun 2000. Kala itu, pertemuan tersebut membahas renegosiasi kontrak Freeport Indonesia. Rizal adalah Ketua Tim Renegosiasi saat itu bersama anggota lain Menteri Luar Negeri.

"Begitu James Moffet duduk, dia mengeluarkan tiga halaman paper. Dia bilang, Dr Rizal, we ready to pay the government Indonesia 3 billion dolar. Tapi tolong lupakan sejarah perpanjangan kontrak 1980-an. Tapi saya tidak bisa menjelaskannya secara terbuka karena ini implikasinya luas kalau masuk New York Times, bisa ramai," ujar dia menutupi kisah kelam renegosiasi kontrak pada era 1980.

Sebagai kompensasi dari permintaan tersebut, sambung Rizal, Moffet bersedia membayar US$ 3 miliar. Tidak langsung setuju, Rizal meminta pejabat lain di pemerintah mempresentasikan kerajaan bisnis Freeport.

Dia bilang, bisnis Freeport bukan hanya sekadar tambang di Indonesia, tapi dagingnya disedot Freeport McMoran yang tercatat di New York Stock Exchange dengan keuntungan luar biasa besar.

"James Moffet kaget, kok kita bisa menganalisa keseluruhannya pakai data-data di pasar modal AS. Lalu saya bilang, James US$ 3 miliar sangat kecil buatmu, saya minta US$ 5 miliar plus renegosiasi soal royalti, limbah dan dia setuju. Tapi dia bilang harus minta persetujuan kepada pemegang saham minoritas lain di AS," ujar Rizal.

Tidak sampai di situ, Moffet bahkan sempat mengiming-imingi Rizal dengan fasilitas menarik sebagai pemberian gratifikasi, seperti tawaran terbang ke AS sampai menikmati hiburan ala kaum jetset di Negeri Paman Sam sesuai favorit Rizal Ramli.

"Begitu suasana lebih enak, Moffet bilang, Dr Ramli, lain kali jangan bertemu di Hotel Mahakam yang jelek ini. Kita ketemu di tempat orang kaya di AS, Colorado. Saya tahu Anda senang denga musik klasik, broadway, dan jika Anda ke sana, bisa pakai pesawat jet saya," terangnya.

Di depan anggota DPR, Rizal mengaku saat itu dirinya menolak dengan tegas tawaran Moffet tersebut. Hingga orang nomor satu di perusahaan tambang raksasa dunia ini bertekuk lutut di hadapan Rizal karena berani menyogoknya.

"Saat itu saya masih sangat muda, sangat sableng, akhirnya saya gebrak meja. James, are you going broadway? Lu pikir gue pemimpin negara Afrika? Lu bayar US$ 5 miliar, kalau setuju, kita bisa berteman. Lalu Moffet dari ujung berdiri dan nyaris cium tangan saya bilang mohon maaf bahwa dia hanya ingin bersahabat. Ini (Moffet), orang yang ditakuti di Indonesia, semua pejabat Indonesia ketakutan," terangnya.

Pada intinya, kata Rizal, apabila seluruh pejabat di Indonesia kompak meneggakkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, tidak mudah dilobi dan disogok, maka bos Freeport sekalipun bisa menyerah dengan pemerintah indonesia. "James Moffet sekarang kalau mau ketemu saya saja, saya tolak," pungkas dia. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.