Sukses

BI Rate Diprediksi Tetap 7,5%

BI masih menunggu hasil rapat The Fed yang akan digelar November.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) pada siang hari ini akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG)‎ bulanannya. Ini akan menjadi RDG setelah sebelumnya Presiden RI Joko Widodo meminta perbankan melakukan efisiensi demi menurunkan suku bunga kreditnya.

Beberapa pengamat ekonomi memperkirakan, Bank Sentral tidak langsung begitu saja menuruti permintaan Jokowi dengan menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate yang saat ini dipatok 7,5 persen.

Chief Economist and Director for Investor Relation PT Bahana TWC Investment Budi Hikmat memperkirakan BI bakal mempertahankan suku bunga acuannya.

"BI Rate akan stay, peluang turun baru akan ada di November," kata Budi saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (15/10/2015).

Bukan tanpa alasan Budi memperkirakan peluang turun baru di bulan depan. Dia menganggap BI masih menunggu hasil rapat Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed yang digelar akhir bulan ini.

‎Menurutnya, keputusan mengenai suku bunga The Fed masih menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh BI meski nilai tukar rupiah mulai menguat dan suku bunga perbankan telah diturunkan.

‎"BI cenderung konservatif, tunggu setelah meeting The Fed akhir bulan ini, saya sih maunya turun‎," tegas Budi.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh ekonom asal Universitas Atmajaya, A Prasetyantoko. Dia memperkirakan sebagai otoritas moneter, BI memiliki banyak instrumen untuk mempertahankan resiko kebijakan The Fed.

"Tetap (BI Rate), karena walapun sentimen mereda tapi resiko masih ada," ucapnya. (Yas/Ndw)
    

BI Rate Diprediksi Tetap 7,5%

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia pada siang hari ini kembali akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG)‎ bulanannya. Ini akan menjadi RDG setelah sebelumnya Presiden RI Joko Widodo meminta perbankan melakukan efisiensi demi menurunkan suku bunga kreditnya.

Beberapa pengamat ekonomi memperkirakan, Bank Indonesia tidak langsung begitu saja menuruti apa yang diminta Jokowi dimana juga melakukan penurunan suku bunga acuannya di angka 7,5 persen.

Chief Economist and Director for Investor Relation PT Bahana TWC Investment Budi Hikmat memperkirakan BI untuk yang ke sekian kalinya akan memeprtahankan suku bunga acuannya.

"BI rat akan stay, peluang turun baru akan ada di November," kata Budi saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (15/10/2015).

Bukan tanpa alasan Budi memperkirakan peluang turun baru di bulan depan. Dirinya menganggap BI masih menunggu hasil The Fed meeting yang juga masih akan dilakukan pada bulan November.

‎Menurutnya, keputusan mengenai suku bunga The Fed masih menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh Bank Indonesia meski nilai tukar rupiah sudah mengalami penguatan dan suku bunga perbankan mulai di turunkan.

‎"BI cenderung konservatif, tunggu setelah meeting Fed akhir bulan ini, saya sih maunya turun‎," tegas Budi.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh ekonom asal Universitas Atmajaya, A Prasetyantoko. Dia memperkirakan sebagai otoritas moneter, BI memiliki banyak instrumen untuk mempertahankan resiko kebijakan The Fed.

"Tetap (BI Rate), karena walapun sentimen mereda tapi resiko masih ada," ucapnya.
    

BI Rate Diprediksi Tetap 7,5%

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia pada siang hari ini kembali akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG)‎ bulanannya. Ini akan menjadi RDG setelah sebelumnya Presiden RI Joko Widodo meminta perbankan melakukan efisiensi demi menurunkan suku bunga kreditnya.

Beberapa pengamat ekonomi memperkirakan, Bank Indonesia tidak langsung begitu saja menuruti apa yang diminta Jokowi dimana juga melakukan penurunan suku bunga acuannya di angka 7,5 persen.

Chief Economist and Director for Investor Relation PT Bahana TWC Investment Budi Hikmat memperkirakan BI untuk yang ke sekian kalinya akan memeprtahankan suku bunga acuannya.

"BI rat akan stay, peluang turun baru akan ada di November," kata Budi saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (15/10/2015).

Bukan tanpa alasan Budi memperkirakan peluang turun baru di bulan depan. Dirinya menganggap BI masih menunggu hasil The Fed meeting yang juga masih akan dilakukan pada bulan November.

‎Menurutnya, keputusan mengenai suku bunga The Fed masih menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh Bank Indonesia meski nilai tukar rupiah sudah mengalami penguatan dan suku bunga perbankan mulai di turunkan.

‎"BI cenderung konservatif, tunggu setelah meeting Fed akhir bulan ini, saya sih maunya turun‎," tegas Budi.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh ekonom asal Universitas Atmajaya, A Prasetyantoko. Dia memperkirakan sebagai otoritas moneter, BI memiliki banyak instrumen untuk mempertahankan resiko kebijakan The Fed.

"Tetap (BI Rate), karena walapun sentimen mereda tapi resiko masih ada," ucapnya.
    

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini