Sukses

Bertolak ke AS, Jokowi Bakal Bertemu 250 Pengusaha

Dalam lawatannya tersebut, Presiden Jokowi akan melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Barack Husein Obama.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowidijadwalkan akan melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat pada 25 - 28 Oktober 2015. Dalam lawatannya tersebut, Presiden Jokowi akan melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Barack Husein Obama.

Selain bertemu dengan orang nomor satu di negeri Paman Sam, momen kunjungan itu juga akan dimanfaatkan Jokowi untuk bertemu dengan ratusan pengusaha Amerika Serikat.

"(Presiden akan bertemu) ‎250 pengusaha, sekitar itulah," ujar Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, di Istana Kepresidenan, Jakarta, ditulis Rabu (21/10/2015).

Dalam pertemuan tersebut, Presidenakan menyampaikan kondisi Indonesia saat ini dan memaparkan mengenai iklim investasi di Indonesia. Selain itu, dalam pertemuan yang akan dihadiri oleh berbagai pengusaha dari berbagai bidang itu, j‎uga akan dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antar-pemerintah (government to government) dan antar-sesama pengusaha (business to business).

"Akan ada pertemuan dengan fund managers. Ada banyak sekali penandatanganan MoU business to business. Jadi ada penandatanganan MoU kerja sama government to government tapi ada lebih banyak lagi yang sifatnya business to business karena itulah yang juga akan menjadi daging atau buah dari kunjungan tersebut," ucapnya‎. Ia mengatakan, dalam kunjungannya ke AS, pemerintah membawa misi yang jelas. Selain itu, kerja sama konkret di masing-masing bidang telah siap diimplementasikan.

"K‎ita jelas tujuannya apa, kita jelas hasilnya sebagai apa dan sebagainya. Dan itulah yang kemudian digarap oleh para menteri untuk menghadirkan hasil konkret dari sebuah kunjungan termasuk kunjungan ke AS," kata Retno.

Meski lebih banyak fokus membawa agenda bidang ekonomi, Retno mengungkapkan ada sejumlah isu yang juga akan dibahas dalam kunjungan Presiden Jokowi dan delegasi pemerintah RI di Amerika Serikat.

"‎Jadi selama ini kita punya comprehensive partnership dari 2010 dan kemungkinan kita akan tingkatkan lagi. Politik sebenarnya itu bilateral, ekonomi lebih banyak. Kita punya mekanisme konsultasi bilateral yang juga akan meng-cover isu-isu yang sifatnya strategis," ucapnya. (Luqman/Zul)*

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini