Sukses

Jokowi Boyong 5 Bos Perusahaan e-Commerce RI ke AS

Presiden Jokowi memboyong 5 CEO perusahaan e-commerce lokal yang berpotensi melangkah jadi perusahaan kelas dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Amerika Serikat (AS) selama 5 hari akan dimanfaatkan untuk bertemu para investor yang berinvestasi pada perusahaan modal ventura (Kapitalis Ventura) raksasa dunia. Presiden dalam hal ini juga memboyong 5 CEO perusahaan e-commerce lokal yang berpotensi melangkah jadi perusahaan unicorn atau kelas dunia.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengungkapkan, Jokowi bersama 4 menteri mengajak 5 bos perusahaan e-commerce dalam negeri, yakni Nadiem Makarim (CEO Go Jek), William Tanuwijaya (Pendiri Tokopedia), Emirsyah Satar (Chairman MatahariMall.com), Ferry Unardi (Pendiri Traveloka), dan Andrew Darwis (Pendiri Kaskus).  

Sementara 5 kapitalis ventura terbesar di dunia ini, di antaranya pemodal besar AS, yaitu Sequoia Capital dan Queen of The Net Mary Meeker. Sequoia merupakan perusahaan sukses yang dikenal dengan banyak portofolio investasi, seperti Google, Cisco, Apple, YouTube, WhatsApp, Nvidia, Dropbox, PayPal, Yahoo, Oracle, LinkedIn, Airbnb, dan Square.

"Kita pertemukan 5 kapital ventura internasional dan 5 perusahaan e-commerce yang sukses mencatat nilai kapitalisasi besar dan berpeluang menjadi perusahaan bertaraf internasional. Kalau mereka tanya, Indonesia punya apa, kita biarkan mereka bicara," jelas dia ditemui di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (23/10/2015).

Indonesia merupakan negara ekonomi digital terbesar di ASEAN sehingga perlu pendekatan terkait pendanaan, inkubator dan aplikasi lain. Hal ini sejalan dengan ambisi Indonesia untuk mempunyai dua perusahaan e-commerce berkelas dunia tahun depan.

"Kita ingin tahun depan, punya dua perusahaan e-commerce unicorn dengan nilai kapitalisasi pasar menembus US$ 1 miliar. Kalau di Indonesia ada unicorn, maka akan lebih menarik lagi untuk investasi di Indonesia," jelasnya.   

Peta jalan (roadmap) e-commerce yang digodok selama 7 bulan, sambung Rudiantara, sangat jelas. Pemerintah menargetkan setidaknya ada 10 perusahaan e-commerce lokal bertaraf internasional pada 2020. Sayangnya, Rudiantara merahasiakan nama-nama perusahaan e-commerce lokal yang berpotensi menjadi perusahaan kelas dunia ini.  

"Makanya kita membuka asing juga masuk ke Indonesia. Jika nanti Daftar Negatif Investasi (DNI) direposisi, mana yang harus diproteksi untuk Indonesia, dibesarkan sampai tahap tertentu, lalu asing boleh masuk. Kita ingin benefit untuk orang Indonesia, makanya saya sarankan ke teman-teman (perusahaan e-commerce) tidak buru-buru dijual ke asing," terang dia.

Lebih jauh Rudiantara menambahkan, peta jalan ini melibatkan 8 kementerian/lembaga dan Bank Indonesia (BI) untuk kebijakan payment gateway sebagai transaksi pembayaran perdagangan online. Payment gateway adalah sistem pembayaran terintegrasi.

Dia beralasan, 70 persen transaksi perdagangan online di Indonesia berlangsung secara manual. Artinya ditransfer menggunakan Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Untuk itu, transaksi e-commerce akan didukung National Payment Gateway.

"Secara teoritis penduduk Indonesia sudah setengah dari penduduk ASEAN. Masa kita gini-gini saja. Jadi harus direposisi lewat e-commerce," pungkas Rudiantara. (Fik/Ndw)*

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.