Sukses

Top 5 Bisnis: 23 Juta Pelanggan Kehilangan Subsidi Listrik

Apa saja berita terpopuler di kanal bisnis pada Jumat (23/10/2015)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah bakal mencabut subsidi listrik untuk 23 juta pelanggan di 2016. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jarman, mengatakan, pemberian subsidi listrik secara langsung kepada masyarakat tidak mampu sudah ditetapkan pada 2016.

"Kita sudah mendeklarasikan subsidi itu harus tepat sasaran. Tepat sasaran itu artinya yang boleh menerima itu sesuai dengan Undang-Undang Energi dan Ketenagalistrikan untuk masyarakat yang tidak mampu," kata Jarman, di Jakarta, Jumat (23/10/2015).

Jarman mengungkapkan, saat ini masih ada 48 juta kepala keluarga yang menjadi golongan pelanggan 450 ampere dan 900 ampere. Golongan tersebut masuk dalam kategori masyarakat kecil, sehingga bisa menikmati subsidi listrik. "Kelompok pelanggan 900 dan 450 yang disubsidi itu pada 2016 diperkirakan menjadi 48 juta," tutur Jarman.

Artikel mengenai subsidi listrik untuk 23 juta pelanggan menajdi artikel paling banyak dibaca di kanal bisnis pada Jumat (23/10/2015). Berikut 5 artikel di kanal bisnis yang paling banyak dibaca pada Jumat.


1. 23 Juta Kepala Keluarga akan Kehiilangan Subsidi Listrik

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jarman, mengatakan, pemberian subsidi listrik secara langsung kepada masyarakat tidak mampu sudah ditetapkan pada 2016.

"Kita sudah mendeklarasikan subsidi itu harus tepat sasaran. Tepat sasaran itu artinya yang boleh menerima itu sesuai dengan Undang-Undang Energi dan Ketenagalistrikan untuk masyarakat yang tidak mampu," kata Jarman, di Jakarta, Jumat (23/10/2015).

Jarman mengungkapkan, saat ini masih ada 48 juta kepala keluarga yang menjadi golongan pelanggan 450 ampere dan 900 ampere. Golongan tersebut masuk dalam kategori masyarakat kecil, sehingga bisa menikmati subsidi listrik. "Kelompok pelanggan 900 dan 450 yang disubsidi itu pada 2016 diperkirakan menjadi 48 juta," tutur Jarman.

2. Rusia Tertarik Kembangkan Pesawat N219 Milik PTDI

Rusia menyatakan ketertarikannya untuk mengembangkan industri pesawat terbang di Indonesia. Negeri beruang merah tersebut bahkan siap bekerjasama dengan industri pesawat dalam negeri seperti PT Dirgantara Indonesia (DI).

Direktur Industri Alat Transportasi Darat Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Soerjono menyampaikan hal itu usai mendampingi Menteri Perindustrian Saleh Husin menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin beserta perwakilan dari perusahaan-perusahaan asal Rusia.

Soerjono mengungkapkan, Rusia telah menyampaikan keinginannya untuk bekerjasama dengan Indonesia sektor kedirgantaraan. Rusia menawarkan untuk meneruskan pembangunan pesawat jenis N219 yang sebenarnya sudah didesain oleh PT DI namun belum diproduksi secara komersial.

"Mereka tertarik mengembangkan N219, pesawat kecil dan multiguna untuk diproduksi di PT DI. Mereka juga punya produk seperti itu. Kala N219 fully desain Indonesia. Kalau mereka mau bikin disini bisa bikin made in Indonesia, " ujar Sperjono di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (23/10/2015).

3. Rusia Aajak Kerja Sama RI, dari Pertambangan hingga Otomotif

Menteri Perindustrian Saleh Husin menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin beserta perwakilan dari perusahaan-perusahaan asal Rusia pada Jumat (23/10/2015).

Direktur Industri Alat Transportasi Darat Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Soerjono mengatakan, kedatangan Duta Besar Rusia tersebut untuk menjajaki kerja sama industri di beberapa sektor. Sektor pertama adalah di sektor pertambangan.

"Dia datang dengan menawarkan beberapa kegiatan yang bisa dikerjasamakan dengan Indonesia. Bidangnya pertambangan, mereka tertarik di proses pengolahan bauksit di Kalimantan," ujarnya di Kantor Kemenperin, Jakarta, Jumat (23/10/2015).

4. 23% Konsumen Elpiji 3 Kg Bakal Geser ke Tabung 5,5 Kg

PT Pertamina menargetkan akan ada tren pengurangan konsumsi elpiji bersubsidi 3 Kilo gram (Kg) karena adanya varian baru elpiji Bright Gas 5.5 Kilo gram (Kg). Penurunan konsumsi ditargetkan mencapai 23 persen

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, dengan diluncurkannya varian baru elpiji Bright Gas 5.5 Kg, masyarakat mampu yang menggunakan elpiji bersubsidi 3 Kg dapat beralih ke elpiji baru tersebut.

"Kita harapakan dengan adanya produk ini akan pindah, kami mengeset harga 5,5 kg ini sangat terjangkau," kata Bambang, disela-sela peluncuran Bright Gas 5,5kg di Jakarta, Jumat (23/10/2015).

Bambang menambahkan pengurangan konsumsi elpiji tersebut bisa lebih dari 23 persen. Hal ini seperti varian baru Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite yang mampu merebut pasar premium sebanyak 13 persen.

5. Jokowi Boyong 5 Bos Perusahaan e-Commerce RI ke AS

Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Amerika Serikat (AS) selama 5 hari akan dimanfaatkan untuk bertemu para investor yang berinvestasi pada perusahaan modal ventura (Kapitalis Ventura) raksasa dunia. Presiden dalam hal ini juga memboyong 5 CEO perusahaan e-commerce lokal yang berpotensi melangkah jadi perusahaan unicorn atau kelas dunia.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengungkapkan, Jokowi bersama 4 menteri mengajak 5 bos perusahaan e-commerce dalam negeri, yakni Nadiem Makarim (CEO Go Jek), William Tanuwijaya (Pendiri Tokopedia), Emirsyah Satar (Chairman MatahariMall.com), Ferry Unardi (Pendiri Traveloka), dan Andrew Darwis (Pendiri Kaskus).

Sementara 5 kapitalis ventura terbesar di dunia ini, di antaranya pemodal besar AS, yaitu Sequoia Capital dan Queen of The Net Mary Meeker. Sequoia merupakan perusahaan sukses yang dikenal dengan banyak portofolio investasi, seperti Google, Cisco, Apple, YouTube, WhatsApp, Nvidia, Dropbox, PayPal, Yahoo, Oracle, LinkedIn, Airbnb, dan Square.

"Kita pertemukan 5 kapital ventura internasional dan 5 perusahaan e-commerce yang sukses mencatat nilai kapitalisasi besar dan berpeluang menjadi perusahaan bertaraf internasional. Kalau mereka tanya, Indonesia punya apa, kita biarkan mereka bicara," jelas dia ditemui di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (23/10/2015).

 

(Zul/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.