Sukses

13 Perusahaan Siap Investasi Jagung, Tebu dan Sapi di Sulawesi

Penanam modal tersebut berasal dari dalam maupun luar negeri, seperti Australia, Singapura, dan India.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan sebanyak 13 investor siap menanamkan modalnya untuk membuka lahan tebu dan jagung serta pengembangbiakkan sapi  di Sulawesi. Penanam modal tersebut berasal dari dalam maupun luar negeri, seperti Australia, Singapura, dan India.

Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Investasi, Syukur Iwantoro mengaku, sebanyak 13 perusahaan ini merupakan hasil seleksi dari 42 investor yang sudah menyampaikan minatnya berinvestasi dalam sektor pertanian di Indonesia.

Hal ini seiring langkah pemerintah menderegulasi birokrasi dan aturan untuk memberi kemudahan maupun mempercepat izin investasi.

"Tapi hanya 13  investor yang betul-betul serius membenamkan modalnya untuk membuka lahan tebu, jagung dan pengembangbiakkan sapi. Investor tersebut dari Singapura, Australia, India dan perusahaan dalam negeri," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Senin (26/10/2015).

Syukur merinci, ada 3 investor yang tertarik berinvestasi pada pengembangbiakkan sapi, antara lain satu perusahaan Australia yang bekerjasama dengan perusahaan Indonesia mendirikan usaha patungan (joint venture), satu investor dari Brasil dengan skema pendirian perusahaan yang sama, serta satu perusahaan dari dalam negeri.

"Investasi di bidang pengembangbiakkan sapi minimal harus menyediakan 5.000 hektare (ha) lahan dengan nilai US$ 10 juta. Sementara per ha lahan, diisi oleh tiga ekor sapi," ucap Syukur yang juga menjabat sebagai Ketua Upaya Khusus Percepatan Investasi Industri Gula, Sapi, Jagung Kementan.

Dia menambahkan, penanam modal pada komoditas jagung sebanyak 3 investor dan semuanya berasal dari dalam negeri. ‎Kebutuhan lahan untuk menanam jagung minimal 1.000 ha. Serta sebanyak 7 investor tertarik menanam tebu dengan luas minimal lahan 10 ribu ha. Satu investor berasal dari India, satu lagi dari Singapura, sedangkan sisanya dari dalam negeri.

"Investor jagung, tebu dan sapi ini fokus mengincar daerah Sulawesi, khususnya Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan baik untuk komoditas jagung, tebu maupun sapi. Mereka sangat membutuhkan lahan, dan kami akan memfasilitasi mengingat mereka ingin segera merealisasikan investasi tersebut dalam waktu dekat," jelas Syukur.

‎Terkait rencana Australia berinvestasi membangun 'resort' sapi di Banten, dirinya mengaku belum mendengar kabar tersebut dari pemerintah daerah setempat.

"Memang investor Australia mengincar lahan di Jawa dan Sulawesi, tapi minat mereka lebih condong ke Sulawesi karena di sana lahan masih banyak," terang dia.

Bagi Indonesia, Syukur bilang, investasi ini memberi keuntungan. Pertama, penyerapan tenaga kerja. Kedua, menumbuhkan perekonomian di daerah sekitar; ketiga, ‎investasi di pembibitan jagung, tebu dan pengembangbiakkan sapi bisa memberi kontribusi terhadap Indonesia untuk ketahanan pangan dalam negeri; serta keempat, menyumbang peran ekspor terutama di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Banyak investor yang tertarik investasi di sektor pertanian datang ke kami, seperti dari Filipina, Spanyol dan negara lain. Sebab pemerintah sudah membenahi kendala perizinan lahan yang selama ini nyangkut di Kementerian/Lembaga, termasuk daerah. Makanya kami percepat dan akselerasi terus, supaya investasi di sektor ini semakin bergairah dan meningkat," tandas Syukur. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini