Sukses

Menperin Dorong Industri Fesyen Ramah Lingkungan

Jika dilihat dari nilai ekonomi, Green fashion memiliki nilai lebih tinggi karena memiliki unsur eksklusif.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Saleh Husin ingin agar industri fesyen di dalam negeri menerapkan konsep ramah lingkungan dalam aktivitas produksi. Praktik ini lebih dikenal sebagai ethical fashion yaitu pendekatan desain dan dan pembuatan pakaian bermanfaat bagi masyarakat dan sekaligus meminimalkan dampak terhadap lingkungan.

"Fesyen yang ramah lingkungan ini dapat menjadi keunggulan Indonesia. Rekan-rekan desainer dan pengusaha tentu sudah akrab dengan pewarna alami dan proses pembuatan kain yang berbahan baku alam," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (27/10/2015).

Produk fesyen yang memperhatikan dampak lingkungan, lanjut Saleh, lazimnya dibuat dengan ketelitian sejak pembuatan bahan baku, pemilihan motif, dan pewarnaan. Secara sosial, hubungan desainer dengan perajin juga terjalin lebih personal dan bernuansa kekeluargaan.

"Green fashion ini sebenarnya sudah Indonesia banget. Kita sudah melakukan dan tinggal konsistensi serta mengemasnya untuk memperkuat merek fesyen Indonesia ketika dipasarkan ke pasar domestik dan global," lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Euis Saedah mengatakan, jika dilihat dari nilai ekonomi, Green fashion memiliki nilai lebih tinggi karena memiliki unsur eksklusif.

Para pembeli yang sadar akan lebih menghargai produk ini karena merasa memiliki dan ikut mendukung proses pelestarian budaya Indonesia.

"Ini menjadi peluang emas bagi para desainer, IKM bidang fesyen maupun pengusaha lainnya untuk menggali budaya yang mulai hilang dan terancam punah dan menghasilkan produk yang menarik," kata Euis. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini