Sukses

Wapres JK: Saya Marah Sama BRI

Pasalnya, BRI memberi beban bunga tinggi bagi rakyat kecil dan bunga yang lebih ringan bagi pengusaha.

Liputan6.com, Jakarta - ‎Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan ia marah terhadap PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Sebab, bank tersebut memberi beban bunga tinggi bagi rakyat kecil dan bunga yang lebih ringan bagi pengusaha.

"Kita mahal dari segi keuangan, bunga tinggi daripada negara lain, malah Kredit Usaha Rakyat (KUR) dulu 22 persen. Saya marah Anda ini BRI untung karena bunga tinggi kasih rakyat kecil. Bahaya ini, turunkan," ujar JK dalam Rakernas Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) di Hotel Aryaduta, Jakarta, Selasa (27/10/2015).

JK menjelaskan pengusaha hanya mendapat bunga pinjaman sebesar 10-11 persen. Di sisi lain, rakyat kecil mendapat bunga lebih tinggi dua kali lipat. Perilaku bank yang seperti itu membuat Indonesia tidak bisa bersaing dengan negara lain.

"‎Saya marah betul semalam ini. Ada perilaku bank sampai begini, tidak adil pada yang kecil. Turunkan," tutur dia.

"Bagaimana bisa bersaing, kalau di Cina, Malaysia, bunganya 4 persen, 5 persen, kita masih 11 persen. Kita turunkan walaupun dengan subsidi juga," ucap JK.

Untuk menggenjot kinerja sektor riil, pemerintah menetapkan akan menyediakan dana kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 30 triliun. Dana tersebut akan dibagi pada empat bank BUMN.

"Untuk tahun ini, mulai sekarang sampai akhir tahun keempat bank sudah diputuskan akan salurkan Rp 30 triliun kredit. Itu terdiri dari BRI, Mandiri, BNI, dan BTN," kata Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution di Kantor Wakil Presiden, Jakarta.

Darmin merinci dari dana tersebut akan dialokasikan untuk kredit mikro Rp 20 triliun, retail Rp 9 triliun, dan tenaga kerja Indonesia Rp 1 triliun. ‎ Ia juga menyampaikan bank-bank BUMN tersebut sanggup menggelontorkan dana tersebut dalam waktu empat bulan.

‎Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga memastikan suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) turun menjadi 9 persen pada 2016 dari sebelumnya 12 persen pada 2015.

Namun menurut Puspayoga, dari angka 9 persen tersebut masih sulit jika harus kembali turun ke angka yang lebih rendah. Sebab, bunga KUR sebelumnya juga sudah turun cukup besar dari 22 persen menjadi 12 persen. (Alvin/Ndw)**

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini