Sukses

Jaminan Asuransi Eksklusif ala Mandiri Inhealth

Untuk mendukung program JKN, Mandiri Inhealth siap dengan sarana dan prasarana berupa lebih dari 6.000 jaringan provider.

Liputan6.com, Jakarta - Di era program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Mandiri Inhealth) menawarkan mekanime Coordination of Benefit (COB) dalam skim JKN oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Artinya perusahaan ini menjanjikan tambahan manfaat yang sudah ada di BPJS Kesehatan lewat fasilitas kecepatan dan kenyamanan.

Direktur Utama Mandiri Inhealth, Iwan Pasila saat Konferensi Pers Hari Ulang Tahun ke-7 mengungkapkan, seiring transformasi PT Askes (Persero) menjadi BPJS Kesehatan, perusahaan harus mengikuti irama tersebut.

"Kami perlu mencari peluang bisnis dalam sistem JKN mengingat kondisi perekonomian saat ini membatasi kemampuan perusahaan memberikan pertanggungan tambahan di atas skim JKN," jelasnya di Plaza Bapindo, Jakarta, Rabu (28/10/2015).

Lebih jauh ia mengatakan, mendukung program JKN, Mandiri Inhealth siap dengan sarana dan prasarana berupa lebih dari 6.000 jaringan provider. Bahkan hingga saat ini, perusahaan dipercaya melayani jaminan kesehatan sebanyak 900 institusi sebagai klien di seluruh Indonesia.

"Sekarang itu, orang maunya dirawat di ruang VIP rumah sakit bukan lagi kelas I, II atau III. Jadi adanya kebutuhan ini yang kita lirik," terang Iwan.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasional Mandiri Inhealth, Wahyu Handoko mengakui, perusahaan ingin mengubah tantangan menjadi peluang, sehingga diterapkan mekanisme koordinasi manfaat (COB).

Dengan mekanisme COB, korporasi dapat mengurangi dampak pembayaran ganda (double payment) atas pertanggungan karyawan karena sebagian klaim dapat ditanggung dalam skim JKN. Skim managed care ini merupakan bisnis inti sejak awal pendirian Mandiri Inhealth pada 2008.

"Kami melihat ruang yang ada di dalam JKN, yakni dengan memberikan kecepatan dan kenyamanan lain. Sebab tidak ada asuransi yang bisa melawan BPJS Kesehatan, wong dari ujung kepala sampai ujung kaki, penyakit panas, kadas, kurap sampai ganti organ ditanggung," paparnya.

Wahyu menyebut, fasilitas managed care atau COB menyasar target pasar institusi yang mempunyai kemampuan lebih untuk alokasi anggaran kesehatan karyawannya. Sebagai contoh, perusahaan yang selama ini mengalokasikan anggaran kesehatan 10 persen, sementara kewajiban BPJS Kesehatan 6 persen dan sisanya 4 persen dikelola asuransi komersial.

"Dana 4 persen inilah yang kami mau garap. Karena BPJS memang bagus, tapi hanya saja namanya standar, tentu pekerjaan rumahnya kenyamanan dan kecepatan. Kalau antre ke puskesmas, dokter keluarga kan perlu waktu dan produktivitas terganggu, jadi kami bisa memberikan alternatif lebih eksklusif," terang Wahyu.      

Menurutnya, produk kesehatan Mandiri Inhealth ada 4 jenis, yakni kategori silver, gold, platinum dan diamond. Untuk kategori silver, tetap harus ada rujukan dokter klinik, bukan puskesmas. Namun provider yang bekerjasama dengan perusahaan bisa memberikan waktu konsultasi lebih cepat.

"Untuk gold, bisa langsung ke spesialis anak, kandungan, THT atau mata. Sementara platinum, tanpa rujukan sama sekali, jadi klien bisa langsung ke rumah sakit atau spesialis. Sedangkan katgeori diamond, kami akan menjamin klaim kesehatan sampai ke luar negeri," jelas Wahyu.

Plt Komisaris Utama Mandiri Inhealth, Rico Usthavia Frans menyebut, produk managed care perusahaan tidak membatasi limit klaim peserta, termasuk mengatur rumah sakit mana yang bisa menjadi rujukan kesehatan.

"Kami managed prosesnya, tanpa dibatasi mau sakit apa dan rumah sakit mana saja. Sakit apapun dan di manapun kami layani atau tanggung. Jadi kami memberikan kenyamanan lebih di atas BPJS Ketenagakerjaan," pungkasnya. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.