Sukses

Jumlah Sumur Pengeboran Berkurang, Harga Minyak Naik

Harga minyak telah mengalami kenaikan dalam tiga sesi perdagangan terakhir karena adanya spekulasi kenaikan permintaan.

Liputan6.com, New York - Harga Minyak reli di akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta) setelah data menunjukkan adanya penurunan jumlah sumur pengeboran yang beroperasi di Amerika Serikat (AS).

Mengutip Wall Street Journal, Sabtu (31/10/2015), minyak mentah untuk pengiriman desember ditutup naik 53 sen atau 1,2 persen ke level US$ 46,59 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sedangkan minyak Brent yang menjadi patokan dunia naik 76 sen atau 1,6 persen ke level US$ 49,56 per barel di ICE Futures Europe.

Menurut data Baker Hughes Inc, pada pekan lalu jumlah sumur pengeboran yang beroperasi di AS berkurang 16 sumur menjadi 578 sumur. Saat ini, sumur yang beroperasi hanya tinggal 64 persen dari total 1.609 sumur sejak Oktober 2014.

Beberapa perusahaan pengeboran di AS memang sedang mengurangi produksinya untuk mendorong kenaikan harga minyak mentah, namun hal tersebut belum berdampak terlalu besar.

Harga minyak mentah telah turun tajam di awal tahun ini. Di pertengahan 2014, harga minyak masih di kisaran US$ 100 per barel. Namun terus mengalami tekanan dan sempat menyentuh level US$ 40 per barel di awal tahun ini. 

"Saya rasa kenaikan harga minyak atau gas alam belakangan ini tidak akan terus berlanjut ke jangka panjang," jelas Direktur Riset Perusahaan Konsultan Energi IAF Advisors, Houston, AS, Kyle Cooper.

Harga minyak telah mengalami kenaikan dalam tiga sesi perdagangan karena adanya spekulasi bahwa telah ada kenaikan permintaan di saat pasar sedang kelebihan pasokan. Sepekan ini, minyak AS naik 4,5 persen dan minyak Brent telah menguat 3,3 persen.

Stok minyak mentah di Cushing Oklahoma, AS terus mengalami penurunan. "Namun penurunan dalam satu pekan terakhir belum bisa merepresentasikan bahwa hal tersebut akan terus terjadi ke depannya," tambah Kyle.

Dalam survei yang diadakan oleh Wall Street Journal, 13 bank menyatakan bahwa harga minyak mentah brent akan berada di kisaran US$ 58 per barel di 2016 nanti. Sedangkan untuk West Texas Intermediate (WTI) yang menjadi patokan harga di AS ada di kisaran US$ 54 per barel. (Gdn/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.