Sukses

IHSG Menguat Ditopang Aksi Borong Saham Murah

IHSG dibuka menguat 0,48 persen menjadi 4.599,3 ditopang aksi borong saham murah.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung melaju di zona hijau pada pembukaan perdagangan Jumat (6/11/2015). IHSG dibuka menguat 0,48 persen menjadi 4.599,3 ditopang aksi borong saham murah.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan IHSG mengalami koreksi wajar usai kenaikan berturut-turut dalam tiga hari perdagangan. IHSG berpotensi menuju target resistance level 4.657 dan support 4.538 pada perdagangan saham Jumat pekan ini.

"Pelaku pasar dapat mengantisipasi masa-masa koreksi wajar sebagai peluang yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi beli. IHSG akan bergerak di kisaran 4.538-4.657 pada Jumat pekan ini," ujar William dalam ulasannya.

Pergerakan IHSG saat pembukaan ini bertolak belakang dengan Bursa Asia yang justru mengalami pelemahan menjelang pengumuman data penyerapan tenaga kerja Amerika Serikat (AS).

Rilis data penyerapan tenaga kerja ini akan menjadi petunjuk bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga pada Desember 2015. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,1 persen. Indeks saham Hang seng turun 0,9 persen menjadi 22.853,  STI turun 0,3 persen menjadi 3.014. Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,4 persen.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham ADHI, ANTM, BBNI, BBRI BMRI. Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham JMSR, PGAS, PTBA, dan SMGR.

Analis First Asia Capital David Sutyanto menuturkan, kondisi pasar saham global dan kawasan yang kurang kondusif dan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2015 yang di bawah ekspektasi telah memicu aksi ambil untung pelaku pasar pada perdagangan kemarin.

IHSG setelah menguat selama tiga hari perdagangan kemarin akhirnya tutup koreksi 35,332 poin (0,76 persen) di 4577,233. Kemarin BPS mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2015 yang hanya mencapai 4,73 persen (yoy) di bawah perkiraan sejumlah ekonom sebelumnya sebesar 4,8 persen dan perkiraan BI 4,85 persen.

Namun angka pertumbuhan ekonomi kuartal III 2015 tersebut di atas kuartal I dan kuartal II tahun ini masing-masing 4,72 persen dan 4,67 persen. Hingga kuartal III 2015, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,7 persen melambat dibandingkan periode yang sama 2014 sebesar 5,03 persen (yoy).

Sedangkan sentimen negatif eksternal terutama dipicu rencana The Fed menaikkan tingkat bunganya Desember mendatang. Indeks The MSCI Emerging Markets kemarin koreksi 0,5 persen. Sementara Wall Street tadi malam bergerak fluktuatif dalam rentang konsolidasi ditutup tipis di teritori negatif.

Indeks DJIA dan S&P masing-masing koreksi 0,02 persen dan 0,11 persendi 17863,43 dan 2099,93. Harga minyak mentah kembali turun 2,16 persen di US$ 45,32 per barel.

Pasar di Wall Street tengah menanti data tenaga kerja akhir pekan ini yang menjadi indikasi kenaikan tingkat bunga The Fed akhir tahun ini. Penurunan harga minyak mentah terutama dipicu kenaikan suplai minyak di AS dan dolar AS dan menekan kembali harga saham sektor energi.

Pada perdagangan akhir pekan ini, IHSG diperkirakan bergerak bervariasi berpeluang rebound terbatas. "IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 4560 hingga 4620," tutur dia. (Ndw/Ahm)

 
 
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.