Sukses

Mentan Klaim Mampu Tekan Potensi Impor 8 Juta Ton Beras

Sejak awal tahun, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi beras nasional.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta masyarakat untuk tidak memperdebatkan mengenai rencana impor beras yang akan dijalankan oleh Perum Bulog. Menurutnya, impor beras tersebut dilakukan hanya sebagai langkah antisipasi jika terjadi kekurangan beras akibat dampak dari anomali cuaca El Nino.

Amran menjelaskan, sejak awal tahun, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi beras nasional. Salah satunya yaitu dengan pemberian pupuk, bibit unggul hingga alat mesin pertanian (alsintan) kepada para petani secara cuma-cuma. Hasilnya, pemerintah bisa menekan potensi impor beras Indonesia sebesar 8 juta ton pada tahun ini.

"Kami pangkas impor 7 juta hingga 8 juta ton, itu upaya keras pemerintah dalam setahun," ujarnya di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (9/11/2015). 



Menurut Amran, dengan kondisi kemarau panjang di hampir seluruh wilayah dalam beberapa bulan terakhir, Indonesia punya potensi untuk melakukan impor jika produksi beras di dalam negeri mengalami penurunan.

Sebagai perbandingan, saat kemarau panjang akibat El Nino pada 1998 lalu, impor beras Indonesia di angka 7,1 juta ton. "Pada 1998 Indonesia impor 7,1 juta ton. Itu dengan jumlah penduduk 200 juta jiwa. Sekarang penduduknya 222 juta jiwa dan dampak El Nino lebih kuat. Kami harus impor 9 juta ton kalau memang tidak ada upaya khusus," lanjutnya.

Dia menerangkan, El Nino yang terjadi pada tahun ini memang menjadi salah satu yang terparah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dengan kondisi tersebut, lanjut Amran, harusnya masyarakat bersyukur bahwa kebutuhan akan beras masih bisa dipenuhi dari dalam negeri.

"Bisa kita bayangkan sekarang El Nino sangat kuat tapi masih bisa bertahan, setahun pemerintahan tidak impor beras. Pengalaman kita di 1998 El Nino lebih rendah yaitu 1,9 (intensitas), sekarang 2,35, tapi kita mengimpor beras 7,1 juta ton pada 1998. Kalau kita interpolasi, pada 2015 impor 9 juta ton, kalau tidak ada upaya khusus. Tapi karena ada upaya khusus dari teman-teman, bergerak cepat sehingga 2015 tidak ada impor," jelasnya.

Sedangkan terkait impor beras yang dilakukan oleh Bulog, Amran memastikan bahwa beras tersebut tidak akan dikeluarkan jika produksi beras dalam negeri masih mencukupi untuk konsumsi nasional.

"Yang di proses Bulog itu cadangan beras nasional. Kalau di sepakbola, yang namanya cadangan kalau pemain inti tidak cedera pemain cadangan tidak akan turun. Stok kita masih bagus, hujan sudah turun, jadi kita minta melakukan akselerasi penanaman untuk tahun 2016. Sekarang ada standing crop padi 4,1 juta hektar," tandasnya. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini