Sukses

Dibayangi The Fed, Bursa Asia Dekati Level Terendah dalam 1 Bulan

Reli bursa saham Asia diperkirakan terhenti seiring pelaku pasar mengantisipasi kenaikan suku bunga bank sentral AS.

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia merosot ke posisi terendah dalam satu bulan pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Hal itu didorong dari rencana kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) dan pertumbuhan ekonomi global melambat mendorong investor untuk memangkas portofolio investasinya di aset berisiko.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,4 persen. Hal itu didorong indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,8 persen, turun dari level tertinggi dalam 2,5 bulan.

Indeks saham Australia/ASX 200 merosot 0,9 persen dan indeks saham Korea Selatan Kospi susut 1,1 persen.Diikuti indeks saham Selandia Baru/NZX 50 tergelincir 0,7 persen.

Data tenaga kerja AS yang telah dirilis pada pekan lalu tak diduga menguat tajam sehingga mengubah persepsi pelaku pasar terhadap kebijakan moneter bank sentral AS. Sekitar 70 persen pelaku pasar memprediksi, kenaikan suku bunga bank sentral AS pada Desember 2015.

Para pelaku pasar khawatir terhadap kenaikan suku bunga dapat memangkas margin bisnis perusahaan. Karena itu, pelaku pasar merealisasikan keuntungannya.Selain itu, pasar keuangan juga diperhadapkan dengan data perdagangan mengecewakan dari China.

Saat ini fokus beralih ke inflasi dan data konsumen China.Di awal pekan OECD juga melaporkan arus perdagangan global nyaris jatuh ke level terendah. Hal itu seiring resesi global. Akan tetapi, ada langkah-langkah yang akan diambil China dan negara lainnya sehingga diharapkan dapat meningkatkan arus perdagangan pada 2016.

"Setelah harga saham telah pulih cukup banyak (bulan lalu). Reli harga saham akan terhenti mencoba mengantisipasi kenaikan suku bunga pada Desember," ujar Takeru Ogihara, Kepala Riset Mizuho Trust Securities seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (10/11/2015).

Di pasar keuangan, indeks dolar AS cenderung turun menjadi 98,856. Terhadap yen, dolar AS turun menjadi 123,08. Adapun di pasar komoditas, harga minyak tergelincir ke level US$ 47,30 per barel. (Ahm/Zul)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini