Sukses

Nurchaeti, Mantan TKI yang Sukses Jadi Pengusaha Penatu

Sebelum bekerja ke luar negeri, calon TKI harus tahu prosedur yang sebenarnya agar tidak menjadi korban penipuan calo atau sponsor.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja (BNP2TKI) tengah getol memberdayakan para mantan TKI atau TKI Purna dan keluarganya. Harapannya, mereka yang menjadi TKI di luar negeri bisa menabung, sehingga ketika pulang ke Indonesia bisa berwirausaha.

Para TKI diharapkan bisa menjadi majikan ketika sudah pulang dengan menjadikan gajinya sebagai modal usaha.

Salah satu contoh TKI Purna yang sukses berwirausaha adalah Nurchaeti. Dia pernah bekerja di Singapura selama 3 tahun sebagai TKI. Titi, demikian panggilan akrabnya, saat ini menggeluti bisnis penatu (laundry) yang omzetnya mencapai Rp 60 juta per bulan.

"Keberhasilan ini ada peran penting BNP2TKI. Peran penting BNP2TKI itu adalah pada waktu Titi akan menentukan bekerja ke luar negeri diberikan informasi dengan benar dan diberikan pelayanan yang baik oleh BNP2TKI sehingga dia tidak terjebak oleh sponsor atau calo," demikian pengakuan Titi seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Selasa (10/11/2015).



Dalam pesannya kepada calon TKI dan TKI Purna, Titi mengatakan sebelum bekerja ke luar negeri harus tahu prosedur yang sebenarnya agar tidak menjadi korban penipuan calo atau sponsor.

Titi mengatakan selama bekerja di luar negeri, TKI harus disiplin menabung dan harus ada target tabungan yang dimiliki, sekaligus merencanakan pemanfaatan tabungan untuk berwirausaha.

"Jangan lupa, setelah kembali di Indonesia memulai apa yang pernah direncanakan untuk usahanya," ujarnya.

"Paling tidak kita harus bekerja dengan disiplin seperti pada kita bekerja menjadi TKI setelah di tanah air sendiri," demikian pesan Titi.

Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BPTKI Jakarta) Gatot Hermawan mengatakan bahwa Nurchaeti adalah TKI Purna yang pernah menjadi peserta Bimbingan Teknis Pemberdayaan Peningkatan Kapabilitas TKI Purna tahun 2014. Kini Titi berhasil mengeluti bisnis penatu dan makanan ringan (kripik pisang) dengan omzet Rp 60 juta per bulan.

Ke depan, kata Gatot, Titi diharapkan siap untuk memberikan pendampingan terhadapa sesama teman-teman TKI Purna yang ingin membuka usaha. (Ndw/Gdn)**

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini