Sukses

‎Ini Penyebab Harga Gas di Medan Tinggi

Sektor Industri Sumatera Utara mengeluhkan mahalnya harga gas bumi, bahkan harga gas di wilayah tersebut lebih mahal ketibang Singapura.

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) akhirnya buka suara mengenai penyebab tingginya harga jual gas untuk para pelanggan industri di Medan, Sumatera Utara.

Kepala Divisi Komunikasi Korporat PGN, Irwan Andri Atmanto menjelaskan, tingginya harga gas karena harga gas yang dibeli oleh PGN dari PT Pertamina (Persero) sebagai pemasok sudah tinggi.

Saat ini harga beli gas PGN yang dialirkan dari kilang regasifikasi di Arun, Aceh, milik Pertamina mencapai US$ 13,8 per mmbtu.

Dengan harga gas dari Pertamina sebagai pemasok mencapai US$ 13,8 per mmbtu, PGN kemudian menjual ke industri di Medan sebesar US$ 14 per mmbtu.

"PGN hanya mengambil biaya operasional dan biaya perawatan pipa yang mencapai 700 km sebesar US$ 0,2 per mmbtu. Konsen PGN saat ini adalah memastikan bahwa industri gas di Medan tetap memperoleh energi untuk tetap berproduksi," jelas Irwan, Selasa (10/11/2015).


Irwan menambahkan sebenarnya jika tidak membeli gas dari Pertamina, PGN bisa menjual gas dengan harga rendah. Namun karena habisnya sumber gas dari sumur-sumur yang selama ini memasok gas ke PGN maka perusahaan tersebut terpaksa membeli gas dari Pertamina.

"Harga gas dari sumur gas jauh lebih rendah daripada harga gas regasifikasi seperti sekarang ini. Kami memahami situasi yang dihadapi pelanggan industri di Medan. Tapi ini adalah solusi terbaik yang bisa diberikan PGN sekarang," Irwan menambahkan.

Sebelumnya, sektor Industri Sumatera Utara mengeluhkan mahalnya harga gas bumi, bahkan harga gas di wilayah tersebut lebih mahal ketibang Singapura.

Pelaksana Tugas Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi mengatakan, harga gas untuk kawasan Sumatera Utara mencapai US$ 12 per mmbtu, sedangkan di Singapura hanya US$ 6 per mmbtu. "Gas di Singapura yang hanya US$ 6 per mmbtu, katanya mereka disubsidi," kata Erry.

Erry menjelaskan, jika dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia, harga gas Sumatera Utara juga paling termahal. Hal tersebut sudah diadukan ke Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said.

"Banyak keluhan. Gas di sumut ini termahal di Indonesia. Sumut masih US$ 12 per mbtu, sedangkan di Jawa hanya US$ 8 per mmbtu hingga US$ 9,4 per mmbtu. Saya sebelum berangkat sudah konsep surat ke Menteri ESDM," tuturnya.

Erry mengungkapkan, harga gas di wilayahnya mahal karena minimnya infrastruktur penyaluran gas ke konsumen dan pungutan iuran dari Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).

"Setelah saya dapat keterangan harga gas mahal karena kapasitas pipa. Lalu ada iuran BPH Migas 4 persen, lalu margin transportasi dari Tangguh dan Bontang," pungkasnya. (Yas/Gdn)*

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.