Sukses

Persediaan Menumpuk, Harga Minyak Mentah Turun 3%

Harga minyak Brent yang merupakan patokan harga dunia turun US$ 1,63 per barel atau 3,4 persen ke level US$ 45,81 per barel.

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah ditutup turun 3 persen pada perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta), mengalahkan level terendah yang dicetak pada Agustus 2015 lalu. Pendorong pelemahan harga minyak karena persediaan minyak mentah di Amerika Serikat (AS) yang belum berkurang dan adanya tambahan pasokan dari Irak.

Mengutip Reuters, Kamis (12/11/2015), harga minyak Brent yang merupakan patokan harga dunia turun US$ 1,63 per barel atau 3,4 persen ke level US$ 45,81 per barel. Dalam sesi perdagangan, minyak Brent sempat menyentuh level US$ 45,62 per barel yang merupakan harga terendah sejak 27 Agustus 2015.

Sedangkan harga minyak West Intermediate yang merupakan harga patokan di AS turun US 1,28 per barel atau 3 persen ke level US$ 42,93 per barel.


Berdasarkan data dari American Petroleum Institute, Stok minyak mentah di AS melonjak 6,3 juta barel pada pekan lalu. Stok minyak mentah AS terus mengalami kenaikan dalam tujuh pekan berturut-turut. Jumah stok minyak mentah tersebut 1 juta barel di atas perkiraan para analis.

Sedangkan menurut data Reuters menunjukkan bahwa pengiriman tanker dari Irak ke AS menyentuh angka 20 juta barel untuk periode November ini. Jumlah tersebut 40 persen di atas jumlah pemesanan untuk bulan sebelumnya. Ini akan menjadi impor minyak secara bulanan terbesar bagi AS jika dihitung sejak pertengahan 2012 lalu.

Untuk diketahui, Ira merupakan produsen nomor 2 minyak mentah di dalam organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC).

"Banyak orang Berbicara bahwa permintaan minyak akan terus meningkat pada tahun depan. Namun pada kenyataannya persediaan minyak mentah terus mengalami kenaikan yang menandakan bahwa pasokan di pasar masih terlalu besar," jelas pejabat di perusahaan jual beli minyak Again Capital, New York, AS, John Kilduff.

Para pelaku pasar juga kuatir pasokan bakal terus bertambah karena Arab Saudi dan Rusia terus memompa pasokan minyak mentah untuk mempertahankan pangsa pasar.

Sebenarnya, beberapa anggota OPEc telah mengusulkan agar negara-negara yang tergabung dalam organisasi tersebut mengurangi pasokan.

Terakhir, Ekuador menyerukan dalam pertemuan di Riyadh agar sebagian besar negara menjaga produksi agar harga minyak mentah bisa berangsur naik. (Gdn/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini