Sukses

DPR Kritisi Rencana Kemenhub Borong Helikopter

Kemenhub diminta lebih banyak beli kapal laut ketimbang helikopter.

Liputan6.com, Jakarta - DPR mengkritisi rencana Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membeli helikopter karena dianggap belum dibutuhkan.

Anggota Komisi V DPR RI, Yoseph Umar Hadi menyarankan agar Kemenhub memesan lebih banyak kapal daripada helikopter.

"Dalam rangka pengadaan helikopter, lebih baik pesan kapal," ujar Yoseph di Jakarta, Sabtu (14/11/2015).

Yoseph memaparkan Kemenhub bakal lebih efisien dalam menggunakan anggarannya, jika anggaran pengadaan helikopter tersebut lebih diarahkan untuk memperbanyak pengadaan kapal laut.

Dengan begitu, mampu mendukung program tol laut yang sudah dicanangkan Presiden RI Joko Widodo.

Jika Kemenhub memiliki keperluan harus melakukan pemantauan melalui udara‎ di berbagai lokasi, untuk sementara lebih baik berkoordinasi dengan TNI AU ataupun TNI AL yang saat ini sudah memiliki helicopter dan armada pendukung lainnya.

Yoseph menambahkan jika semua Kementerian dan Lembaga membeli helikopter, maka akan ada banyak pengadaan yang membuang-buang uang negara.

"Kalau masing-masing membeli, di sana beli di sini beli enggak efektif," papar Yoseph.

Sebelumnya diketahui, Kemenhub telah melelang paket satu helikopter di Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai dengan nilai harga paket sebesar Rp 267,7 miliar.

Selain itu dua unit helikopter bersayap putar dengan Flight Inspection System (Console Aviionics) di Direktorat Kalibrasi Kelayakan Udara dengan nilai harga sekitar Rp 500 miliar.

Direktur CBA Uchok Sky Khadafi mengatakan tiga helikopter yang akan dilelang bernilai total sebesar. Rp 767,7 miliar. Dari pengawasan yang dilakukannya atas dokumen lelang, Uchok mengaku banyak menemukan pelanggaran atas peraturan pemerintah dengan konsekwensi dapat merugikan negara.

"Pihak yang diundang Kementerian Perhubungan untuk lelang pengadaan Helikopter bukan dari kalangan pabrik pesawat Helikopter," ujar Ucok.‎ (Yas/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini