Sukses

Harga Emas Menguat Tersengat Sentimen Teror Paris

Analis memperkirakan penguatan harga emas hanya jangka pendek karena masih dibayangi kenaikan suku bunga bank sentral AS.

Liputan6.com, Singapura - Harga emas menguat di awal pekan ini setelah serangan teror Paris lantaran pelaku pasar mulai mengincar emas sebagai safe haven. Meski demikian, analis memperingatkan penguatan harga emas hanya jangka pendek.

Mengingat sentimen kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) masih membayangi harga emas.Harga emas untuk pengiriman segera naik 0,9 persen menjadi US$ 1.093,74 per ounce. Sedangkan harga emas berada di kisaran US$ 1.092,44 pada pukul 10.09 waktu Singapura.

Harga emas melemah 0,5 persen pada pekan lalu ke level US$ 1,074,25 pada Kamis pekan ini, terendah sejak Februari 2010.Commerzbank AG Bank mengatakan aksi serangan teror Paris akan memicu permintaan jangka pendek untuk emas. Akan tetapi, data ekonomi Amerika Serikat (AS) membaik membuat spekulasi kalau bank sentral AS akan menaikkan suku bunga pada Desember 2015.

"Ini adalah reaksi spontan untuk serangan teror Paris selama akhir pekan ini. Akan tetapi pada akhirnya saya tidak berpikir keuntungan ini dapat dipertahankan," ujar Victor Thianpiriya, Analis Australia and New Zealand Banking Group Ltd, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Senin (16/11/2015).

Sementara itu, harga logam lainnya juga menguat. Harga perak naik 1,3 persen menjadi US$ 14,4437. Platinum naik 0,9 persen menjadi US$ 867.

"Dengan latar belakang serangan teror di Paris. Penyesuaian harga untuk aset global akan meningkatkan permintaan safe haven untuk logam mulia. Harga emas dan perak diperkirakan meningkat pada pekan ini untuk menghindari risiko," tulis riset Huatai Great Wall Futures Co.

Hal senada ditulis www.fortisasiafutures.com, harga emas naik seiring investor kembali memburu emas untuk melakukan lindung nilai aset. Hal itu akibat serangan teror Paris, serta pelonggaran moneter yang lebih lanjut di China.

Sedangkan sentimen ekonomi lainnya pertumbuhan ekonomi Jepang turun 0,2 persen, secara tahunan mengalami kemerosotan sekitar 0,8 persen. Harga emas telah susut 9 persen sejak pertengahan Oktober, karena investor masih melihat sinyal agresif dari bank sentral AS.

"Harga emas terpantau bergerak naik setelah pada akhir perdagangan Jumat lalu ditutup turun. Saat ini harga masih bergulir di bawah rata-rata pergerakan 20 dan 50 harian. Logam ini masih cenderung datar. Stochastic masih berada di area jual. Level resistance dan support di kisaran US$ 1.096.20-US$ 1.076,30," jelas riset www.fortisasiafutures.com. (Ahm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini