Sukses

Bursa Saham Eropa Tertekan Usai Teror Paris

Investor khawatir terhadap ekonomi global yang melambat usai serangan teror Paris pada Jumat pekan lalu.

Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar bursa saham global melemah pada awal pekan ini termasuk bursa saham Eropa dipicu aksi jual pelaku pasar. Para pelaku pasar merespons negatif serangan teror Paris pada Jumat pekan lalu.

Bursa saham Perancis pun tertekan usai mengalami teror terburuk dalam sejarah Eropa lebih dari satu dekade. Indeks saham CAC 40 turun 0,9 persen pada pukul 09.06 waktu Paris.

Indeks stoxx Europe melemah 0,6 persen. Penurunan indeks saham diikuti indeks saham Inggris FTSE 100 dibuka turun 0,5 persen ke level 6.088,58 dan indeks saham Jerman DAX susut 0,9 persen ke level 10.615,81.

Prancis telah diguncang serangan teror pada Jumat pekan lalu yang mengakibatkan sekitar 129 orang meninggal dan ratusan lainnya luka-luka.

Serangan itu juga membuat kekhawatiran pemulihan ekonomi global yang sedang melambat. Sentimen itu menekan indeks saham Eropa yang sudah tertekan 2,7 persen pada pekan lalu. Penurunan tersebut terbesar sejak awal September 2015. Lalu indeks saham CAC 40 turun hampir 9 persen sejak April 2015.

Investor pun mencari aset investasi lebih aman. Hal itu mendorong obligasi pemerintah Prancis lebih tinggi diikuti surat utang Amerika Serikat (AS).

Adapun saham-saham di bursa Eropa yang tertekan antara lain saham operator hotel Accor SA turun 7,2 persen, dan memimpin penurunan saham. Diikuti saham Gucci dan Bottega Veneta melemah 2,9 persen, dan saham Louis Vuitton susut 3,2 persen.

Analis menilai serangan teror Paris memberikan dampak negatif ke bursa saham Prancis usai kejadian penyerangan terhadap Charlie Hebdo dan supermarket Kosher.

"Serangan teror Prancis berdampak negatif ke bursa saham, termasuk barang konsumsi, pariwisata, industri barang-barang mewah terutama saat libur Natal," ujar Analis IG France Alexandre Baradez seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (16/11/2015).

Chief Economic Adviser Allianz Mohamed El-Eria mengatakan dengan tragedi itu akan berdampak ke pertumbuhan ekonomi Prancis. "Bursa saham pun dibuka melemah," kata El-Erian.

Akan tetapi, Robert T Lutts, Chief Investment Officer Cabot Wealth Management mengatakan serangan teror Paris berdampak besar untuk sektor pariwisata. Prancis memiliki jumlah turis terbesar di dunia, dan kontribusi sektor pariwisata mencapai 7,5 persen dari produk domestik bruto (PDB). (Ahm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.