Sukses

Mahalnya Ongkos Sebuah Negara Buat Perangi Aksi Teroris

Serangan teroris beberapa waktu lalu di Paris hingga menewaskan lebih dari 100 warga benar-benar mengguncang perhatian dunia.

Liputan6.com, New York - Serangan teroris beberapa waktu lalu di Paris hingga menewaskan lebih dari 100 warga benar-benar mengguncang perhatian dunia.

Selain mengucapkan belasungkawa, hampir setiap negara kini tengah bersiaga lebih ketat menghadapi kemungkinan aksi teror di wilayahnya masing-masing.

Faktanya, setiap negara membutuhkan angka yang fantastis demi memerangi aksi para teroris khususnya berbagai serangan yang digawangi ISIS. Lantas seberapa mahal dana yang harus dikeluarkan sebuah pemerintahan untuk mempertahankan negaranya dan melawan terorisme?

"Jawabannya sangat mahal dan jumlahnya sangat sulit dipastikan," ungkap pakar anggaran keamanan nasional Amerika Serikat (AS) Gordon Adams.

Bahkan Adams menaksir AS menghabiskan sedikitnya US$ 100 miliar atau Rp 1.370,9 triliun (kurs: Rp 13.709/US$) sebagai upaya memerangi para teroris.

Meski begitu, Adams dan sejumlah pakar pertahanan lain mengatakan, tidak mungkin menghitung rincian biaya pertahanan tersebut secara detil.

Pasalnya, beberapa kegiatan melawan aksi terorisme tak hanya berkaitan dengan kegiatan militer dan beberapa anggaran memiliki rinciannya tersendiri.

Demi memerangi terorisme, saat ini, AS menghabiskan jumlah dana yang lebih besar dibandingkan negara manapun di dunia. Bahkan menurut Stockholm International Peace Research Institute, pengeluaran militernya jauh lebih besar dibandingkan jumlah dana gabungan tujuh negara yaitu China, Rusia, Arab Saudi, Prancis, Inggris, India dan Jerman.

Mantan agen anti-teroris di Kementerian Dalam Negeri AS Scott Stewart mengatakan, upaya AS untuk menaklukan aksi teror tersebar di hampir seluruh badan pemerintahan negara.

Tak hanya itu, AS juga memiliki daftar panjang kegiatan memerangi terorisme seperti menghancurkan sarang-sarang teroris, memulai serangan, menghentikan sumber pendanaan teroris, melindungi aset fisik seperti bangunan pemerintah dan tempat umum, dan melakukan diplomasi tertentu.

Hal tersebut tentu membutuhkan dana yang luar biasa besar. Kegiatannya melibatkan banyak pihak mulai dari melatih polisi, pihak keamanan bandara, hingga melindungi kebutuhan pokok warga dari gangguan teroris.

Dengan begitu, merinci biaya total untuk memerangi aksi teror akan sangat sulit dilakukan. Belum lagi, kegiatan tersebut juga melibatkan pihak intelegen dan terjadi pengguliran dana lintas organisasi.

"Misalnya, di AS, U.S. Special Operations Forces yang dibentuk khusus memerangi terorisme memiliki anggara sekitar US$ 10 miliar. Tapi organisasi tersebut juga mendapatkan dana dari Kementerian Pertahanan juga uang dari operasi-operasi asing," terang Adams.

Meski demikian, Stewart menjelaskan, tak ada bilangan dana yang cukup bagi siapapun untuk melindungi diri dari aksi teroris dan mengawasi setiap ancaman yang bisa datang kapan saja. (Sis/Ndw)

 
 
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.