Sukses

Jadi Tujuan Investasi Pengusaha, RI Ambisi Raup Rp 594 Triliun

BKPM meyakini paket kebijakan ekonomi yang sudah dikeluarkan pemerintah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan, Indonesia merupakan negara tujuan kedua penanaman modal dari sejumlah CEO yang menjalani bisnis di wilayah Asia Pasifik. Dengan optimisme tersebut, BKPM menargetkan realisasi investasi menembus Rp 594 triliun.

Deputi Bidang Pengendalian Penanaman Modal BKPM, Azhar Lubis saat Economic Outlook dan Pasar Modal 2016 menyatakan, hasil survei Price Water House Coopers (PWC) menempatkan Indonesia sebagai negara tujuan investasi utama di antara negara-negara anggota APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation), bersama China dan Amerika Serikat.

"Respondennya para CEO perusahaan di negara anggota APEC. Hasil survei menunjukkan mereka mau melakukan investasi tahun depan, pertama di China dan kedua, Indonesia. Jadi ini prospek buat kita di 2016," ujar Azhar di Jakarta, Kamis (19/11/2015).

Ia optimistis dapat meningkatkan realisasi investasi pada 2016 yang dipatok Rp 594 triliun atau naik 14 persen dibanding tahun ini sebesar Rp 519,4 triliun seiring dikeluarkannya paket kebijakan ekonomi jilid I-VI dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi, salah satunya melalui kegiatan penanaman modal.

"Sampai September 2015, realisasi investasi Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri sudah mencapai Rp 400 triliun atau 77 persen dari target Rp 519,4 triliun. Itu pasti tercapai," tegas Azhar.

Keyakinan tersebut, kata dia, didasarkan pada pencapaian izin prinsip bagi sejumlah investasi dengan nilai Rp 1.200 triliun. Kegiatan penanaman modal itu akan diimplementasikan pada tahun depan. Sementara di tahun sebelumnya, investasi yang akan dilaksanakan nilainya mencapai sekitar Rp 4.000 triliun.

"Kita juga sudah berinteraksi dengan pengusaha yang menyatakan minat tapi belum minta izin ke BKPM, itu nilainya US$ 25 miliar. Sementara yang sudah serius minat investasi dan datang ke BKPM, prospektif investasinya senilai US$ 162 miliar," kata Azhar. (Fik/Ahm)*

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.